Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Hapus Bahasa Daerah dari Kurikulum

Kompas.com - 15/01/2013, 14:51 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Ratusan orang dari Forum Peduli Bahasa Daerah se-Yogyakarta berunjuk rasa di depan kantor DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) untuk menolak dihapuskannya bahasa daerah dari dunia pendidikan. Mereka juga menuntut masuknya bahasa daerah sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri.

Koordinator lapangan, Ifan Jaunari Sulistiono, mengatakan, aksi ini untuk menggalang dukungan anggota DPRD agar ikut memperjuangkan bahasa daerah masuk dalam mata pelajaran dan berdiri sendiri.

"Menghapuskan bahasa daerah sama halnya dengan membunuh jati diri bangsa. Karena itu, kami di sini berusaha menyelamatkan bahasa daerah dengan salah satu caranya memasukkan ke dalam mata pelajaran dan berdiri sendiri," kata Ifan, Selasa (15/1/2013).

Di tempat yang sama, dosen Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Purwadi, menjelaskan, menghapuskan bahasa daerah sama saja mengkhianati Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

"Di antara 23 dasar hukum yang memperkuat pentingnya bahasa daerah dalam kurikulum, yang perlu diperhatikan dan cukup beralasan yaitu Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 32 Ayat 2 yang berbunyi 'negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan nasional'. Kami akan terus memperjuangkan bahasa daerah masuk dalam kurikulum dan tidak dihapuskan," papar Purwadi.

Massa berunjuk rasa dengan mengenakan pakaian tradisional. Mereka juga membentangkan potongan-potongan huruf bahasa Jawa sebagai simbol bahasa ibu.

Beberapa poster yang bertuliskan "Bahasa Daerah Nyawa Nusantara", "Pembunuhan Bahasa daerah = pembunuhan karakter bangsa" juga dibentangkan di depan gedung wakil rakyat DIY itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com