Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen UNS Ciptakan Pengolah Limbah Batik "Mobile"

Kompas.com - 15/01/2013, 15:53 WIB
Kontributor Surakarta, M Wismabrata

Penulis

SOLO, KOMPAS.com -- Mengurangi pencemaran sungai Bengawan Solo dari limbah pengolahan batik, Budi Utomo, salah satu dosen Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta, mempraktikkan alat pengolah limbah batik ciptaannya pada Selasa (15/1/2013).

Budi Utomo mengatakan bahwa alat ciptaannya ini diperuntukan untuk para perajin batik yang berada di kampung dengan gang sempit. "Untuk itu, alat ini dibuat tidak terlalu besar dan diberi roda agar bisa mobile dan masuk ke kampung perajin batik," kata Budi Utomo.

Menurutnya, alat pengolah limbah yang diberi nama Unit Pengolahan Air Limbah Elektrokimia (UPAL-RE) Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta ini, mampu mengurai tiga zat berbahaya yang dominan ditemukan di limbah industri batik, yaitu Rodhamin Naptol dan Rhemasol.

"Ketiga zat itu sering kita temukan dalam penelitian yang dilakukan sekitar pertengahan tahun 2012, dan dengan alat ini, zat tersebut dapat dihilangkan atau minimal dikurangi, sehingga tidak lagi berbahaya bagi lingkungan saat limbah dibuang ke sungai," katanya kepada Kompas.com.

Uji coba UPAL-RE sudah sering dilakukan, termasuk diuji di kampung batik Kauman. Meskipun demikian, Budi mengaku alat tersebut masih dalam proses pengembangan dan penyempurnaan.

Alat pengolah limbah batik didesain mampu mengolah sekitar 250 liter air limbah dalam waktu 30 hinga 40 menit. Untuk membuat satu unit alat pengolah limbah tersebut dibutuhkan biaya sekitar Rp 30 juta hingga Rp 35 juta.

Seperti diketahui, di kota Solo sendiri terdapat ratusan perajin batik yang tersebar di beberapa titik kampung kota Solo. Beberapa di antaranya tinggal di bantaran sungai Bengawan Solo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com