Tidak rugi
Soal pilihan tempat berlibur, pembawa acara petualangan di televisi, Ramon Yusuf Tungka, memilih berlibur di dalam negeri.
”Negeri kita luar biasa kaya, dari keindahan alam, budaya, sampai bahasanya. Pokoknya semua hal itu bisa dibilang ada di Indonesia,” kata Ramon, yang berpendapat menjelajahi negeri sendiri akan menambah rasa cinta kita terhadap Indonesia.
Pemuda yang suka bertualang itu sudah sekitar enam tahun terakhir ini suka menjelajahi pelosok Nusantara. Ia memperkirakan 70 persen dari wilayah Indonesia pernah didatanginya. Meski begitu, dia tak jua merasa jemu.
”Selalu ada hal baru ketika kita datang ke suatu wilayah,” katanya. Ia menyebut bahasa dengan dialek yang berbeda antarkampung misalnya.
Saking kesengsem keindahan negeri sendiri, ia memutuskan tak akan berlibur ke luar negeri sebelum tuntas menjelajahi Nusantara. ”Dari dulu, kalau punya uang, aku selalu gunakan untuk berlibur di dalam negeri. Banyak biro jasa penyedia layanan liburan di dalam negeri, kita tinggal cari di internet,” katanya.
Ia tahu, faktor biaya perjalanan mahal, jalan yang rusak, dan sarana-prasarana kurang memadai acapkali membuat orang segan berwisata di dalam negeri. Namun, menurut Ramon, biaya perjalanan menuju tempat wisata yang mahal, terutama di wilayah Indonesia timur, sebenarnya impas dengan kepuasan yang kita dapat saat berlibur.
”Katakanlah kita ke Raja Ampat, Papua, memang mahal sehingga banyak orang lebih suka ke Thailand yang lebih murah biayanya. Tetapi percayalah, tak akan rugi kita keluar duit banyak untuk ke Raja Ampat atau Pulau Komodo,” katanya.
Promosi Indonesia
Sementara, Yogi Fitra Firdaus (22) rela meninggalkan kuliahnya di sebuah perguruan tinggi swasta di Bandung demi melanglang buana ke luar negeri.
”Selain karena keenakan lihat negara lain, aku merasa kurang cocok belajar di fakultas psikologi. Aku ingin kuliah lagi, tetapi mungkin mau memilih fakultas ekonomi,” katanya sambil tertawa.
Belum banyak negara yang dikunjungi Yogi. Ia baru ke beberapa negara di Asia, seperti Thailand, Kamboja, Singapura, Malaysia, dan China. Namun, ia senang berlama-lama di setiap negara tersebut. Alasannya, ia membutuhkan waktu untuk mengetahui banyak hal tentang bangsa itu. Saat ke China, misalnya, ia menghabiskan waktu sebulan di enam kota.
Bagi Yogi, pergi ke luar negeri bukan sekadar berjalan-jalan, melainkan juga kesempatan untuk belajar banyak hal. Dari yang ”kecil”, misalnya soal disiplin dalam antre, sampai membuang sampah dan menyeberang pada tempatnya. Kebiasaan itu kemudian dia terapkan ketika kembali ke Indonesia.
Yogi, yang akan menerbitkan buku tentang liburan ke China itu, selalu membawa brosur berisi tempat-tempat wisata di Indonesia dalam perjalanannya ke luar negeri.
”Aku membawa brosur tujuan wisata Indonesia. Saat jalan ke luar negeri, aku ceritakan tentang Indonesia sambil memberi brosur itu kepada warga setempat. Aku juga sekalian mengundang mereka berwisata ke Indonesia,” kata Yogi sekaligus membantah anggapan bahwa mereka yang suka bepergian ke luar negeri tak cinta Tanah Air.
(SOELASTRI SOEKIRNO)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.