SEMARANG, KOMPAS.com — Wakil Presiden Boediono meminta perguruan tinggi di Tanah Air untuk meningkatkan kemampuan non-akademis para sarjana Indonesia. Kemampuan akademis dipadukan dengan kemampuan non-akademis, seperti kemampuan bekerja dalam tim dan memiliki etika kerja yang baik, dapat membuat lulusan perguruan tinggi Indonesia memperoleh pekerjaan yang baik.
Untuk mendukung pernyataannya, Wapres mengutip hasil survei konsultan internasional McKinsey tahun 2012 di 9 negara maju dan berkembang terkait pentingnya kemampuan non-akademis.
"Salah satu hasil survei itu menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan di negara-negara tersebut, ketika ditanya mengenai keterampilan apa yang paling mereka hargai dari para karyawannya, memberikan jawaban bahwa peringkat yang paling tinggi mereka berikan pada work ethic, kemudian diikuti oleh kemampuan teamwork, kemudian diikuti oleh kemampuan oral communications. Dari kacamata pemberi pekerjaan pun soft skills tampaknya mendapatkan nilai tinggi," kata Wapres di depan para rektor se-Indonesia saat membuka Konvensi Ke-9 dan Temu Tahunan Ke-15 Forum Rektor Indonesia di Semarang, Jumat (18/1/2013).
Terkait hal ini, Wapres meminta agar sistem pendidikan di Indonesia harus memberi tempat dan porsi yang cukup bagi pengajaran dan kegiatan-kegiatan praktik pengembangan kemampuan non-akademis para peserta didik.
"Saya mengerti bahwa masalah pengajaran soft skills ini sedang digodok sebagai bagian dari kurikulum baru SD sampai SMA. Saya harap hal serupa juga dilakukan bagi pendidikan tinggi dan, menurut saya, para rektor adalah mitra terbaik untuk membahas masalah itu," kata Wapres.
Tak mau ketinggalan informasi seputar pendidikan dan beasiswa? Yuk follow Twitter @KompasEdu!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.