JAKARTA, KOMPAS.com - Untuk mengembangkan wawasan keilmuan dan kompetensi, guru, terutama guru kelas pada jenjang sekolah dasar, diusulkan membimbing siswa sejak kelas I hingga kelas VI. Dengan begitu, guru akan mengetahui persis perkembangan setiap siswa.
”Bukan hanya siswa yang naik kelas, gurunya juga. Jadi, guru tak selamanya di kelas I atau kelas II. Mau tidak mau wawasan keilmuannya akan bertumbuh,” kata Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan dan Guru Besar Pendidikan Luar Sekolah Universitas Negeri Malang Supriyono seusai rapat dengar pendapat umum dengan panitia kerja kurikulum Komisi X DPR, Senin (21/1).
Metode seperti ini dinilai mendukung metode pembelajaran tematik integratif yang akan digunakan pada Kurikulum 2013. Ia mengapresiasi upaya pengembalian pendidikan dasar pada metode pembelajaran integratif. Pendidikan dasar harus umum karena menjadi dasar bagi jenjang pendidikan selanjutnya.
”Tak bisa langsung spesialisasi bidang tertentu. Risikonya, penyiapan guru butuh waktu paling tidak setahun. Saya khawatir guru tak siap secara mental jika dilaksanakan tahun ini,” kata Supriyono.
Beda dengan Supriyono, pengamat pendidikan HAR Tilaar justru menilai persoalan besar Kurikulum 2013 pada metode tematik integratif. Peleburan mata pelajaran IPA dan IPS ke Bahasa Indonesia, misalnya, tak bisa dilakukan karena akan menyulitkan menumbuhkan minat siswa terhadap sains.
”Pendidikan dasar itu mengajarkan tiga hal. Membaca, menulis, dan menghitung. Bagaimana caranya mau disatukan dalam Bahasa Indonesia? Uji coba dan evaluasi saja dulu. Jangan-jangan nanti anak bisa membaca tapi tak bisa menghitung,” kata Tilaar.
Mohammad Fakry Gaffar, Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia, juga menilai Kurikulum 2013 belum siap diberlakukan. Banyak hal perlu diselesaikan, seperti kelengkapan dokumen, konten/isi kurikulum, dan panduan implementasinya yang belum tersusun lengkap.
”Dokumennya saja belum lengkap. Kesiapan implementasi ini yang dipertanyakan banyak pihak,” kata Fakry. (LUK)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.