Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kenapa Pak Menteri Ngotot dengan Kurikulum Baru?"

Kompas.com - 22/01/2013, 13:20 WIB
Riana Afifah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kontroversi yang membelit proses pembahasan Kurikulum 2013 masih saja terjadi. Kali ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dituding ngotot mengimplementasikan kurikulum baru pada tahun ini padahal drafnya saja masih dinilai tidak komprehensif.

Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Wayan Koster, menilai pihak kementerian ngotot untuk segera menerapkan kurikulum baru ini dalam beberapa kali pertemuan dengan anggota legislatif. Padahal, menurut DPR, lanjutnya, ada baiknya kurikulum baru diuji coba terlebih dahulu daripada langsung diterapkan.

"Saya nggak tahu kenapa menteri ini ngotot sekali ingin kurikulum baru pada tahun ini," kata Wayan saat Rapat Dengar Pendapat di Ruang Rapat Komisi X, DPR RI, Jakarta, Senin (21/1/2013).

Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan dari Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Mohammad Fakry Gaffar. Setelah menelaah dokumen kurikulum yang dikeluarkan pemerintah, ia menilai bahwa draft kurikulum 2013 yang akan diterapkan tersebut belum lengkap.

"Berbagai aspek esensial seperti konten kurikulum, panduan implementasi itu belum lengkap. Sedangkan jadwal implementasi terlihat terlalu optimistis jika tetap bertahan pada tahun ini," ujar Fakry.

Ia menjelaskan bahwa untuk penerapan kurikulum dengan banyaknya perubahan elemen ini memerlukan persiapan yang cukup lama. Kemudian target di lapangan seperti guru, siswa dan kepala sekolah harus diperhatikan kesiapannya sehingga tidak ada kendala.

"Guru, siswa dan Kepsek sudah siap atau belum ini sangat penting. Persiapan yang diperlukan harusnya cukup lama," jelasnya.

Begitupula dengan Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang (UNM), Supriyono yang menyarankan agar kurikulum ini diuji coba dulu di beberapa daerah. Durasi yang dibutuhkan untuk uji coba ini juga paling lama setahun saja kemudian dievaluasi secara mendalam.

"Saran saya kalau mau diterapkan pilot project dulu di beberapa wilayah. Paling tidak satu tahun," jelas Supriyono.


Berita terkait, baca :  KURIKULUM 2013

Tak mau ketinggalan informasi seputar pendidikan dan beasiswa? Yuk follow Twitter @KompasEdu!

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com