Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dirut Telkom Jadi "Rektor"

Kompas.com - 02/02/2013, 12:27 WIB
Didit Putra Erlangga/Kompas Direktur PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Arief Yahya (te.ngah) dalam jumpa pers terkait Universitas Korporasi Telkom

 

BANDUNG, KOMPAS - Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, Arief Yahya, hari Jumat (1/2/2012), mengenakan baju yang lain dari kesehariannya. Bukannya kemeja maupun jas, dia mengenakan toga berwarna biru padahal tidak sedang merampungkan studi.

Rupanya, Arief siang itu berubah tugas menjadi rektor. Perguruan tinggi yang dipimpinnya adalah Universitas Korporasi Telkom atau Telkom Corporate University, sebuah program pendidikan bagi karyawannya untuk dipersiapkan sebagai calon pemimpin bisnis Telkom di luar negeri.

"Tahun 2012, ada 109 karyawan yang dilatih secara bertahap. Tahun ini, kami merencanakan 1.000 lebih karyawan untuk mengikuti pelatihan," ujar Arief.

Dalam Universitas Korporasi Telkom, Arief tidak sendiri karena setiap board of director mereka harus menjadi dekan bagi masing-masing bidang.

Untuk membedakan dengan perguruan tinggi sesungguhnya, istilah rektor diganti dengan "principal" dan dekan menjadi "dean." Selain pembekalan, karyawan yang mendapatkan pelatihan juga diikutkan kerja praktek ke perusahaan Telkom di luar negeri yakni PT Telkom Indonesia International (Telin).

Saat ini Telkom sudah memiliki cabang luar negeri di lima negara yakni Hong Kong, Malaysia, Singapura, Timor Leste, dan Australia. Siang itu, tengah berlangsung Sidang Terbuka Senat I Universitas Korporasi Telkom dengan agenda pembahasan silabus pengajaran selama tahun 2013.

Telkom tidak tanggung-tanggung dalam mempersiapkan rencana ekspansi bisnis mereka ke luar negeri. Arief memastikan bahwa pengembangan sumber daya manusia menjadi syarat utama untuk memiliki model bisnis yang bisa diterapkan di setiap negara. Dua prinsip yang mereka anut yakni mengikuti kemanapun orang Indonesia di luar negeri atau mengikuti bisnis yang sudah ada di sana.

Dari penganggaran saja, lanjutnya, dana yang disiapkan untuk menggembleng karyawan mereka tahun ini melonjak lebih dari tiga kali lipat dari tahun sebelumnya sebesar Rp 150 miliar. Investasi semacam ini dianggap biasa oleh Arief.

"Lebih mahal lagi bila kita membiayai orang yang tidak bisa berkembang," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com