Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Achsanul Qosasih Tak Khawatir Elektabilitas Demokrat

Kompas.com - 06/02/2013, 06:54 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengurus DPP Partai Demokrat Achsanul Qosasih tidak merasa khawatir dengan hasil survei yang menunjukkan semakin merosotnya elektabilitas Demokrat. Menurut Achsanul, elektabilitas tersebut bisa merangkak naik hingga Pemilihan Umum 2014.

"Saat ini survei Demokrat paling rendah selama ini, tapi tidak lampu merah. Masih bisa reborn dengan cara semua berkerja. Jadi, saya enggak khawatir," kata Achsanul di Jakarta, Rabu (6/2/2013).

Hal itu dikatakan Achsanul menyikapi hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), yang menunjukkan elektabilitas Partai Demokrat tinggal 8,3 persen. Adapun Partai Golkar mencapai 21,3 persen, PDI Perjuangan 18,2 persen, dan Partai Gerindra 7,2 persen.

Achsanul mengatakan, sebaiknya semua kader Demokrat tidak saling menyalahkan atau mengklaim paling benar dalam menyikapi hasil survei tersebut. Semua kader harus mengakui bahwa perbaikan internal belum efektif.

Achsanul menilai ada yang salah ketika menyikapi terjeratnya para kader Demokrat dalam kasus korupsi. Jika penurunan elektabilitas itu dikarenakan terjeratnya kader dalam kasus korupsi, ia mempertanyakan mengapa penurunan elektabilitas tidak terjadi pada Partai Golkar maupun PDI-P yang juga terjebak dalam lingkaran korupsi. Politikus kedua partai tersebut juga terjerat kasus dugaan korupsi, seperti Zulkarnaen Djabar (Golkar) dan Emir Moeis (PDI-P). "Jadi, mungkin cara menyikapinya yang harus diperbaiki," kata Achsanul.

Ketika disinggung wacana Kongres Luar Biasa (KLB) Demokrat, Achsanul menilai wajar wacana itu muncul. Wacana KLB muncul untuk menggantikan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum yang tersandera kasus dugaan korupsi proyek Hambalang.

"Itu desakan responsif. Itu wajar saja. Ada yang spontan, ada yang rasional, ada yang emosional ketika menyikapi, tapi harus kembali ke aturan. Ada mekanisme internal partai yang harus diikuti," kata anggota Komisi XI DPR itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com