Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lengserkan Anas Belum Tentu Dongkrak Demokrat

Kompas.com - 06/02/2013, 12:43 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Syarif Hasan, tak yakin pergantian Ketua Umum DPP Partai Demokrat dapat mendongkrak elektabilitas partai menjelang Pemilu 2014. Hal itu dikatakan Syarif ketika ditanya apakah pergantian ketua umum dapat meningkatkan elektabilitas partai. Pasalnya, tersanderanya status hukum Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaingrum dalam perkara dugaan korupsi Hambalang disebut sebagai salah satu faktor penyebab terus merosotnya elektabilitas partai.

"Saya pikir belum tentu juga. Untuk meningkatkan elektabilitas 1,2 persen susah setengah mati. Turun sih gampang, sesaat," kata Syarif di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (6/2/2013).

Berdasarkan hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), elektabilitas Partai Demokrat tinggal 8,3 persen. Adapun Partai Golkar mencapai 21,3 persen, PDI Perjuangan 18,2 persen, dan Partai Gerindra 7,2 persen.

Syarif mengatakan, ia menginginkan agar Ketua Dewan Pembina Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono turun tangan untuk memperbaiki citra partai. Dia tak mau menyebut langkah apa yang sebaiknya dilakukan. Hal itu diserahkan sepenuhnya kepada SBY.

Dia membantah mendorong digelarnya kongres luar biasa (KLB) untuk menggantikan Anas. "Ketua Dewan Pembina harus turun tangan karena ini sudah terjun bebas dalam waktu enam bulan. SBY tau apa yang dilakukan. Saya percaya SBY punya pengalaman," kata Syarif.

Berita terkait dapat diikuti dalam topik:
Skandal Proyek Hambalang
Demokrat "Terjun" Bebas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com