Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UI Kukuhkan 3 Guru Besar Teknik

Kompas.com - 13/02/2013, 15:42 WIB
Ester Lince Napitupulu

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com - Universitas Indonesia (UI) menambah tiga Guru Besar Tetap Fakultas Teknik (FT). Pada Rabu (13/2/2013) ini, UI mengukuhkan tiga profesor dalam bidang ilmu
teknik metalurgi mekanik, ilmu rekayasa termofluida, dan teknik lingkungan.

Upacara pengukuhan Guru Besar dipimpin Ketua Dewan Guru Besar UI Prof Dr dr Biran Affandi SpOG (K) di Balai Sidang UI,
Kampus Depok.

Prof Dr Ir Dedi Priadi DEA yang dikukuhkan sebagai guru besar bidang ilmuteknik metalurgi mekanik, menyampaikan pidato dengan judul Peranan Teknologi Pembentukan Logam dan Pemanfaatan material Baja dalam Industri Manufaktur Logam Indonesia.

Menurut Dedi, industri logam dasar Indonesia di perdagangan internasional terus meningkat, dengan persentase rata-rata nilai output yang diekspor hampir 60 persen. Namun Indonesia diperhadapkan pada tantangan dan persaingan, serta minimnya kemampuan sumber daya manusia dan teknologi dalam industri pengerjaan logam/metal forming.

Guru besar lain yang dikukuhkan yakni Prof Dr Ir.Harinaldi MEng. Harinaldi memaparkan pidato berjudul Teknik Kontrol Aliran pada Rekayasa Termofluida dalam Menghadapi Tantangan Global Penghematan Energi.

Harinaldi memaparkan, International Energy Agency in World Energy Outlook 2007 memperkirakan emisi gas dengan efek rumah kacaakan meningkat sebesar 57 persen pada tahun 2030. Untuk itu, berbagai teknologi kontrol aliran menjadi pilihan strategis di berbagai aplikasi dan peralatan keteknikan. Salah satunya adalah teknologi jet sintetik yang sedang dikembangkan secara intensif di Departemen Teknik Mesin FTUI.

Teknologi jet sintetik ini memberi alternatif, dan peluang yang jauh lebih besar dalam mengembangkan kendaraan dengan desain aerodinamis yang cerdas (smart aerodynamics designs). Teknologi jet sintetik memiliki keunggulan karena mampu mendukung miniaturisasi produk yang menjadi tren masa depan yang tidak efisien terhadap lingkungan seperti pemanasan global.

Adapun Prof Dr Ir Djoko Mulyo Hartono SE MEng yang dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Teknik Lingkungan, memaparkan pidato Perlindungan Air Permukaan sebagai Sumber Air Baku Air Minum dan Tantangannya dalam Menghadapi Perubahan Iklim.

Menurut dia, air permukaan pada saat ini merupakan sumber air baku air minum yang secara kuantitas mempunyai jumlah yang lebih besar dari semua alternatif sumber air baku seperti mata air, air hujan dan air tanah. Namun, saat ini air permukaan
mempunyai kualitas yang paling buruk sebagai akibat dari pencemaran.

Bangunan instalasi pengolahan air minum yang ada sekarang, menggunakan teknologi pengolahan air minum yang didesain dan dibangun berdasarkan kondisi kualitas air baku pada 15-40 tahun yang lalu. Oleh karena itu, perlu dilengkapi bangunan tambahan demi keandalan teknologi pengolahan air minum dalam mengakomodasi perubahan karakteristik air baku seperti bangunan prasedimentasi, aerasi, pengolahan lumpur, serta implemtenasi dari pembuatan kolam (pond) dan teknologi reverse osmosis, ultra filtrasi maupun deep tunnel.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com