JAKARTA, KOMPAS.com — Penilaian Programme for International Student Assessment (PISA) dan Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) menjadi acuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dalam melakukan perubahan kurikulum. Mendikbud M Nuh mengatakan, materi-materi dalam kurikulum baru akan disesuaikan.
"Kenapa hasilnya rendah? Jangan-jangan kurikulum kita tidak mengajarkan apa yang dibahas dalam PISA dan TIMSS? Ini disesuaikan. Materi yang tidak perlu diajarkan dibuang saja. Yang masih baik harus dipertahankan," kata Nuh saat Diskusi Publik Mampukah Kurikulum 2013 Menjawab Tantangan Generasi Emas 2045 di Ruang KK II DPR RI, Jakarta, Senin (18/2/2013).
PISA dan TIMSS kerap menunjukkan bahwa hasil pendidikan Indonesia kurang memuaskan. Nuh mengatakan bahwa rendahnya hasil penilaian PISA dan TIMSS terhadap pendidikan di Indonesia bisa jadi disebabkan adanya komponen materi dalam dua penilaian tersebut yang tak tercantum dalam kurikulum selama ini.
Nuh juga menjelaskan bahwa pada kurikulum baru, proses pembelajaran akan diubah. Proses pada kurikulum baru akan lebih mengedepankan kreativitas yang memang harus dikembangkan secara signifikan pada anak didik agar siap menghadapi persaingan global.
Sikap Nuh terhadap materi-materi dalam kurikulum senada dengan pernyataan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, yang hadir dalam diskusi tersebut. Menurutnya, pendidikan yang baik membutuhkan kurikulum yang baik pula untuk menciptakan generasi muda yang siap menjawab tantangan perkembangan zaman.
"Untuk itu, yang diubah bukan semua. Yang baik tetap dipertahankan, yang kurang kita perbaiki," kata mantan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat ini.
Kurikulum baru yang akan diterapkan pada tahun ajaran baru pada pertengahan tahun ini menawarkan metode tematik integratif dengan mengurangi mata pelajaran dan mengintegrasikan satu mata pelajaran dengan tema bahasan. Dengan demikian, siswa mempelajari sebuah mata pelajaran berdasarkan satu tema yang menggerakkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.