Jakarta, Kompas -
”Indonesia masih rentan terhadap serangan kejahatan lewat teknologi dunia maya. Salah satu bukti terbaru adalah peretasan situs Presiden Susilo Bambang Yudhoyono,” kata Yusep Rosmansyah, Kepala Cyber Security Center yang juga pengajar di Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, dalam siaran persnya, Selasa (19/2).
Yusep menjelaskan, serangan di dunia maya terdiri dari pencurian data, pemalsuan data, pengubahan data (misalnya halaman muka situs web), phising atau pengelabuan, pembocoran data, spionase industri, penyalahgunaan data oleh orang dalam, dan kejahatan lain. Padahal, saat ini sebagian besar penduduk dewasa Indonesia memercayakan data pribadi yang amat penting (seperti alamat, tahun lahir, sidik jari, dan kornea mata) ke dalam jaringan cyber untuk pembuatan KTP elektronik.
”Hal ini menjadi sebuah alasan yang kuat untuk membangun
Selain Cyber Security Center, Indonesia juga membutuhkan computer emergency response
Sementara itu, Universitas Indonesia membangun Pusat Pelatihan Teknologi Informasi (Information Technology Training Center/ITTC) yang juga didukung sepenuhnya oleh Pemerintah Korea Selatan melalui
Pjs Rektor UI Djoko Santoso mengatakan, revitalisasi ITTC dapat mendukung upaya UI menuju world class university melalui pengembangan infrastruktur IT.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.