Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politikus Hanura Akui Pertemuan di Rumah Anas Bahas Century

Kompas.com - 25/02/2013, 19:37 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Politikus Partai Hati Nurani Rakyat, Erik Satria Wardhana, mengakui bahwa salah satu hal yang dibahas dalam pertemuan di kediaman mantan Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, Minggu (24/2/2013) malam, adalah bail-out Bank Century. Namun, Erik mengatakan, pembahasan persoalan itu dilakukan karena para politikus ingin mendorong kasus itu agar segera terungkap.

Erik membantah bahwa dorongan itu dilakukan karena Anas ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi proyek Hambalang. "Semua hal itu kami singgung iya, termasuk bicara Century sedikit. Karena namanya yang ketemu para politisi, mantan aktivis dari berbagai macam partai bukan cuma dari Demokrat, jadi pembicaraannya tidak homogen," ujar Erik saat dihubungi wartawan, Senin (25/2/2013).

Ia menilai kasus Century ini sudah terbuka lebar, hampir semua informasi sudah diterima di DPR. Namun, informasi tersebut sepenuhnya digunakan dalam upaya penegakan hukum.

Wakil Ketua Komisi VI DPR ini mengatakan, ia dan para kolega Anas tetap berharap Anas bisa menghadapi kasusnya dengan baik. Erik mengaku berusaha memberikan dorongan dan dukungan kepada Anas tadi malam. "Tapi, kami juga enggak mau kasus-kasus lain, kemudian dilupakan. Century kan memang kasus yang berlarut. Ada atau tidak ada kasus Anas, kasus Century harus didorong, dicari siapa yang betul-betul salah," ucap Erik.

Ia menuturkan para politikus yang tadi malam ke rumah Anas itu berharap KPK serius menangani kasus itu. Ia pun berharap agar KPK tidak tebang pilih kasus. "Jangan Hambalang serius, Century tidak. Kita mau dorong proses hukum dan politik. Karena sudah melibatkan Presiden dan Wakil Presiden, maka sudah libatkan proses politik," katanya.

Erik menjelaskan bahwa dalam pertemuan itu, ada Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Hanura Yuddy Chrisnandi dan Ketua Tim Pengawas Century DPR RI, Priyo Budi Santoso. Selain itu, ada pula mantan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Anwar Nasution.

Pernyataan Erik ini senada dengan pengakuan Yuddy yang mengungkapkan bahwa Anas akan membongkar skandal bail-out Bank Century. "Sekarang bolanya ada di Mas Priyo. Dia membidangi masalah Timwas Century. Anas pionir yang akan membongkar skandal Century senilai Rp 6,7 triliun," kata Yuddy di Gedung Usmar Ismail, Jakarta, Senin (25/2/2013).

Yuddy menjelaskan, sebelum bertemu dengannya, Anas melakukan pertemuan dengan mantan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Anwar Nasution dan seorang sesepuh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Namun, Yuddy mengaku tak mengetahui apa yang dibicarakan Anwar dan Anas.

"Sebelum kami bicara lembar kedua itu, masih ada Pak Anwar Nasution dengan satu orang sesepuh kami (HMI). Saya tidak tahu dia bawa apa ke dalam. (Anwar) ke luar, baru saya masuk dengan Mas Priyo. Kami bertiga lalu bicara lembar kedua itu," kata Yuddy.

Selain Anwar, menurut Yuddy, mantan anggota DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Misbakhun, juga melakukan pertemuan dengan Anas. Menurutnya, Misbakhun menunggu di luar ruangan saat ia, Priyo, dan Anas bertemu. Misbakhun merupakan salah satu inisiator hak angket kasus Century dan ia pernah dipidana dalam kasus letter of credit fiktif Bank Century. "Lembaran kedua ini hanya milik Anas, tapi milik semua orang," kata Yuddy.

Baca juga:
Sekelumit Sosok Anas Urbaningrum
Masihkah Anas Siap Digantung di Monas?
Anas Urbaningrum Dicegah ke Luar Negeri
KPK Belum Tahan Anas Urbaningrum
Rekam Jejak Anas Urbaningrum di Skandal Hambalang

Berita terkait dapat dilihat dalam topik:
Skandal Bank Century
Krisis Demokrat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com