Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meredakan Stres, Melatih Imajinasi

Kompas.com - 02/03/2013, 03:25 WIB

Belajar membuat keramik menjadi salah satu kegiatan wisata yang sangat menyenangkan. Selain pengalaman memperoleh pengetahuan cara membuat keramik, juga bisa melatih daya kreativitas atau imajinasi para peserta.

Bukan hanya itu, membuat keramik juga dipercaya bisa menjadi terapi pengendalian stres bagi para pembuatnya.

”Oleh karena itu, kami juga bekerja sama dengan salah satu rumah sakit jiwa di Bogor untuk mengajari perawat membuat keramik,” kata Arief Rakhman, Manajer Rumah Keramik Citra.

Bermain membuat keramik, tambah Arief, juga bisa memacu daya imajinasi anak-anak. ”Jadi pelatihan membuat keramik ini adalah mengajak anak-anak untuk mengembangkan kreativitas,” ujarnya.

Bahan tanah liat untuk membuat keramik di tempat ini berasal dari lahan di Bogor, Jawa Barat. Menurut Arief, tanah itu diambil mentah dari lahannya, sebelum dibawa menggunakan truk untuk diolah di kawasan Pondok Kacang (Tangerang Selatan) dan Bogor.

Tanah kasar itu lantas diserahkan kepada warga sekitar untuk diolah. Menurut Arief, mereka melibatkan sekitar 200 warga untuk menggarap tanah liat itu menjadi bahan pembuatan keramik.

”Dari tanah kasar kemudian dikeringkan, ditumbuk alus, dan diayak atau disaring. Setelah itu diolah komposisinya antara tanah dan air, kemudian dikemas dengan plastik,” ujarnya.

Tanah liat yang berada dalam kemasan itu terasa lunak dan elastis saat disentuh dan dibengkokkan. ”Kalau kemasan tidak dibuka, bahan tanah liat ini bisa tahan hingga dua bulan tidak kering,” ujar Arief.

Selain menyediakan pelatihan pembuatan keramik, Rumah Keramik Citra ini juga menyediakan bahan tanah liat. Mereka bekerja sama dengan lebih dari 20 toko untuk menjual tanah liat.

”Dalam sebulan terakhir, kami setidaknya menjual 40 ton tanah liat ini. Bahkan ada sekolah internasional di Bali yang meminta pengiriman tanah liat dari kami,” ujar Arief.

Kebutuhan tanah liat untuk kegiatan wisata membuat keramik di Pondok Aren rata-rata menghabiskan 100 kilogram per hari. Namun, saat ramai, bisa lebih dari 300 kilogram per hari.

Tanah liat itu dijamin aman. ”Tanah ini alami, sangat aman. Bahkan bisa buat luluran wajah atau bisa digunakan untuk mengurangi pahit saat memasak daun pepaya. Kami telah bekerja sama dengan Sucofindo untuk meneliti tanah liat ini,” jelas Arief.

Harga eceran tanah liat ini Rp 10.000 per kilogram jika mengambil langsung di Pondok Aren. Namun, jika sudah sampai di toko-toko, harganya bisa bervariasi hingga mencapai Rp 15.000 per kilogram. (RAY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com