Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aktivitas Kawah Ratu Menurun

Kompas.com - 08/03/2013, 03:40 WIB

BANDUNG BARAT, KOMPAS - Aktivitas vulkanik dari Kawah Ratu di Gunung Tangkubanparahu menurun setelah tiga hari menyemburkan abu vulkanik.

Hasil pengukuran konsentrasi gas sulfur dioksida yang dimuntahkan kawah bersama asap sulfatara menunjukkan, jumlahnya sekitar 4 ton per hari.

Letusan pertama dua pekan lalu, Kamis (21/2), membuat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) meningkatkan status jadi Waspada.

Pengukuran deformasi kawah menunjukkan angka negatif (menyusut). Peneliti deformasi dari PVMBG, Ony Suganda, mengatakan, deformasi jadi indikator tekanan yang berlangsung di bawah kawah. Pada saat Gunung Merapi meletus, kawahnya berkembang hingga 4 meter.

”Untuk Kawah Ratu, deformasinya masih berlangsung dalam kisaran milimeter. Kecenderungan ini seolah menunjukkan gejala pascaletusan,” kata Ony, Kamis (7/3), di Bandung.

Namun, hal itu tidak bisa serta-merta disimpulkan bahwa Gunung Tangkubanparahu sudah melewati masa kritis. Menurut Ony, deformasi bisa kembali terjadi karena karakteristik tiap gunung berbeda.

Selain itu, pengukuran deformasi menggunakan metode electronic distance measurement (EDM) tergolong baru dan belum dilakukan di Gunung Tangkubanparahu sebelum tahun 2012. Berdasarkan metode itu, terungkap jarak antara kawah dan pusat deformasi setidaknya mencapai 1.000 meter.

Selain abu, pengamat dari PVMBG mendapati Kawah Ratu mengeluarkan material yang berukuran lebih besar, yakni kerikil. Material itu baru terlempar di sekitar kawah, belum melewati bibir kawah, tempat pemantauan yang biasa dipakai wisatawan.

Pengamat geokimia dari PVMBG, Sofyan Primulyana, menjelaskan, keberadaan gas lain seperti karbon dioksida ataupun karbon monoksida terdeteksi dalam asap sulfatara meski konsentrasinya tidak signifikan.

Petugas pemantau di Pos Pengamatan Gunung Tangkubanparahu, Ilham Mardikayanta, menuturkan, seismograf (alat pengukur gempa) di daerah Gunung Putri tidak bisa berfungsi gara-gara akinya dicuri lagi. Kejadian terakhir berlangsung pada 5 Maret. Hal serupa juga terjadi di pos pengamatan lain dan telah dilaporkan ke polisi. (ELD)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com