PONTIANAK, KOMPAS.com — Keberhasilan kurikulum baru yang akan diterapkan pada pertengahan Juli mendatang juga tergantung pada peran pemerintah daerah (Pemda). Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi Golongan Karya, Zul Fadhli, mengatakan bahwa pemda harus mempersiapkan dengan baik jelang penerapan kurikulum baru ini.
Pasalnya, masalah guru dan distribusi buku kurikulum baru ini harus dijamin juga oleh pemda agar berjalan baik dan sesuai dengan arahan pusat. Tanpa peran pemda yang baik, kurikulum baru tidak akan berjalan optimal.
"Penentu keberhasilan adalah peran pemda. Pemda harus menjamin kesiapan guru saat dilatih, dan distribusi buku gratis benar-benar harus sampai pada siswa dan guru," kata Zul saat mendampingi menteri pendidikan dan kebudayaan pada Sosialisasi Kurikulum 2013 di Hotel Mahkota, Pontianak, Minggu (10/3/2013).
Ia juga menambahkan bahwa perubahan kurikulum ini merupakan sebuah terobosan besar yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Meski membuat banyak pihak tercengang dan menimbulkan banyak kontroversi, tetapi revisi kurikulum memang diperlukan mengingat posisi pendidikan Indonesia saat ini dalam keadaan tertinggal.
"Kalau ibarat lomba lari, tidak bisa dengan lari biasa. Kita harus melakukan lompatan yang besar dan memang sudah saatnya melakukan perubahan besar," jelas Zul.
Untuk mempersiapkan berbagai pihak dalam menyambut perubahan besar ini, langkah yang harus dilakukan adalah sosialisasi secara berkala. Pasalnya dengan sosialisasi yang rutin, pihak yang akan menjadi elemen penentu keberhasilan kurikulum baru ini dapat lebih paham.
"Kita pahami perubahan kurikulum ini pasti ada resistensi. Apalagi waktu pelaksanaannya sangat dekat. Tapi ternyata setelah sosialisasi, terjadi perubahan sikap dan pandangan," ungkap Zul.
"Dengan demikian, jangan lelah untuk terus sosialisasi karena ini harus dikembangkan di semua wilayah agar para guru siap," tandasnya,
Kalbar siap
Saat Mendikbud M Nuh melakukan sosialisasi Kurikulum 2013 di Pontianak, Kalbar, Wakil Gubernur Kalimantan Barat Christiandy Sanjaya menyatakan kesiapan daerahnya untuk menjalankan kurikulum baru pada Juli mendatang. Christiandy mengaku memahami perubahan kurikulum yang digagas oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan karena kurikulum memang selalu mengalami pembaharuan sejak zaman kemerdekaan.
"Perubahan ini wajar terjadi. Setidaknya ada empat hal yang membuat kurikulum ini berubah dan pendidikan harus dikembangkan," katanya.
Dari empat hal tersebut, yang pertama menjadi alasan dari perubahan kurikulum adalah tantangan masa depan yang meliputi masalah lingkungan hidup dan kemajuan teknologi. Alasan kedua adalah kompetisi masa depan yang mencakup kemampuan komunikasi, kemampuan bersikap kritis, dan toleransi terhadap pandangan berbeda. Alasan ketiga adalah permasalahan sosial yang mengemuka, dan alasan keempat adalah untuk membuktikan perspektif pendidikan tidak hanya memberatkan sisi kognitif saja.
Berdasarkan empat hal tersebut, Christiandy menegaskan Kalbar mendukung penuh penerapan Kurikulum 2013 dan akan segera berkoordinasi dengan seluruh Kepala Dinas Pendidikan se-Kalimantan Barat untuk menjalankan kurikulum baru ini. Dengan koordinasi yang akan dilaksanakan tersebut, diharapkan kesiapan pelaksanaan kurikulum baru akan terjamin dan tidak mengalami kendala.
"Saya minta pada semua Kepala Dinas Pendidikan dan juga para guru untuk berpartisipasi aktif dalam menerapkan kurikulum ini. Kita beruntung yang menjelaskan kurikulum ini langsung dari menteri," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.