Oz: The Great and Powerful, Dongeng di Balik Negeri Pelangi

JAKARTA, KOMPAS.com -- Oz: The Great and Powerful arahan sutradara Sam Raimi merupakan prekuel dari film legendaris The Wizard of Oz (1939). Terentang jarak 74 tahun, Oz tetap dilandasi semangat dongeng indah di negeri antah berantah. Keduanya berbasis dari buku cerita L Frank Baum yang ditulis antara tahun 1900-1920.

Kita segarkan dulu kenangan akan The Wizard of Oz, film sepanjang zaman karya sutradara Victor Fleming, yang dibintangi Judy Garland (1922-1969) sebagai pemeran tokoh Dorothy. Dalam film, Garland yang adalah ibu dari aktris/penyanyi Liza Minnelli menyanyikan lagu terkenal "Over the Rainbow", negeri impian di balik pelangi.

Penonton yang belum pernah menikmati The Wizard of Oz tetap bisa menyaksikan Oz: The Great and Powerful karena film ini memang berdiri sendiri sebagai satu karya utuh dan terlepas dari Wizard. Mereka yang telah ngelotok dengan adegan-adegan Wizard mungkin akan mempunyai persepsi yang agak berbeda.

Mungkin mereka akan menunggu di mana persambungan antara Wizard 1939 dan Oz 2013. Setidaknya mencari kesamaan. Persambungan cerita tidak ada. Dan, yang jelas Oz bukan musikal. Dalam Oz 2013 tidak dijumpai Dorothy beserta tiga sahabatnya, Scarecrow, Tinman, dan Cowardly Lion. Yang ada adalah beberapa persinggungan antarkedua cerita, yaitu hadirnya tokoh Penyihir Baik alias the good witch bernama Glinda yang kini diperankan Michelle Williams.

Selain itu, lokasi awal tetap di Kansas dan negeri antah berantah bernama Emerald City. Ada pula Munchkin Land yang dihuni para Munchkin atau kurcaci. Masih ada Yellow Brick Road, jalan setapak dari bata kuning yang mengantar orang menuju Emerald City.

Ada satu adegan yang bisa menghubungkan kedua film itu, yaitu angin puting beliung (twister) yang kali ini juga terjadi di Kansas. Dalam Wizard, angin tornado membawa Dorothy dari alam nyata ke negeri impian. Dalam Oz, tukang sulap bernama Oscar Diggs alias Oz terbawa balon dari pasar malam menuju negeri dongeng pula.

Pada kedua film, negeri nyata digambarkan dalam gambar hitam putih, sedangkan penggambaran negeri dongeng menggunakan gambar berwarna. Kesamaan lain, di negeri Oz itulah mereka bertemu dengan Glinda—dalam Oz Glinda diperankan Michelle Williams. Selebihnya, Oz: The Great and Powerful menjadi dongeng tersendiri.

Dongeng
Tokoh utama Oscar Diggs alias Oz (James Franco) adalah tukang sulap kelas pasar malam. Sekali peristiwa, angin puting beliung menerbangkannya ke negeri antah berantah bernama Oz. Dengan kemampuan sulapnya yang terbatas, ia bisa menghadapi penyihir-penyihir hebat. Tukang sulap yang semula hanya memburu uang, lewat serangkaian petualangan di negeri Oz, belajar menyadari bahwa ada yang jauh lebih berarti dari sekadar harta.

Moral dongeng yang boleh dikatakan standar itu diceritakan dengan indah lewat film dengan bantuan teknologi komputer yang disebut computer-generated imagery (CGI). Lebih dari 70 tahun silam, dengan teknologi sinema yang sederhana, Wizard of Oz mampu membawa anak-anak bertamasya ke negeri dongeng. Kini dengan CGI, dan tiga dimensi (3D) pula, penonton diajak mengalami negeri Oz dengan makhluk-makhluk aneh khas negeri dongeng dan penyihir-penyihir hebat CGI makin meliarkan imajinasi visual Sam Raimi untuk merambah wilayah dongeng, negeri di balik pelangi yang belum pernah terdongengkan.

Yang menarik dari film ini, Sam Raimi mampu menghadirkan kesambungan atmosfer, suasana, yang melingkupi jagat dongeng Wizard of Oz. Ia seperti menyiapkan jalan bagi kelahiran Dorothy, karya yang justru sudah lahir sebelum Raimi (53) ada. (XAR)