Banyuwangi, Kompas
Usaha ini dimulai dua tahun lalu dan hingga kini populasi ternak di Banyuwangi mencapai 1.500 ekor sapi dengan produksi susu 4.000 liter per hari. ”Dua sampai tiga tahun lalu, kami hanya menggantungkan hidup dari ternak sapi pedaging, tetapi harga sapi bertahun-tahun anjlok. Akhirnya, kami menggeluti sapi perah dan mulai membuahkan hasil meski belum optimal,” kata Eko Purnomo, Ketua Koperasi Sapi Perah Karya Remboko, di Desa Glagah Agung, Purwoharjo, Kamis (28/3), di Banyuwangi.
Menurut Nanang Sugiharto dari Dinas Peternakan Banyuwa-
Pemkab mendatangkan konsultan dari Asosiasi Ternak Genetika Kanada, Robert P Lang, untuk memberi penyuluhan kepada para peternak sapi perah. Robert P Lang pada Kamis melihat dan mengajari langsung cara membudidayakan sapi perah yang efektif. Ia menilai, produksi susu sapi di Banyuwangi bisa mencapai 40 liter per hari per ekor atau dua kali lipat dari saat ini 10-20 liter per hari per sapi. ”Syaratnya, pakan yang sesuai dan pemilihan genetik sapi yang tepat,” katanya.
Menurut Lang, peternak perlu menambah protein pada pakan ternak, seperti jagung dan sorgum. Selain itu, harus pilih bibit yang baik agar bisa berproduksi susu yang banyak. Sapi perah di Banyuwangi saat ini dinilai belum termasuk sapi pilihan. Fisik belum sempurna sehingga membuat sapi-sapi itu rentan penyakit dan tak produktif.