KUPANG, KOMPAS.com - Pelaksanaan UN tahun ini sudah menyempitkan kemungkinan terjadinya kebocoran. Karenanya, pengadaan bahan UN seharusnya langsung saja di daerah, namun tetap sesuai masternya secara nasional.
Hal itu disampaikan oleh Wakil Kepala SMA Katolik Giovani, Martinus Ora di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Senin (15/4/2013). Pelaksanaan UN sekarang ini tiap 20 peserta dalam suatu ruangan dengan bahan UN berbeda.
Pola itu menyulitkan siswa untuk nyontek. Mungkin juga ada guru atau pihak lainnya yang beusaha menolong siswa tertentu dari bocoran soal. Bantuannya belum tentu bagi siswa yang akan dibantu karena bahan soalnya berbeda beda.
Karena itu Martinus Ora berpendapat jika sistemnya tetap dipertahankan maka pencetakan naskah UN bisa langsung di daerah. Selain menghindari kemungkinan terjadinya kelambatan seperti terjadi sekarang, juga dijamin kecil kemungkinan terjadinya kebocoran.
Sementara Rektor Undana Kupang, Frans Umbu Datta berpendapat pencetkan bahan UN ke depan supaya berbasis teknologi informasi komunikasi, sebagaimana diterapkan pihak Kepolisian RI dalam penerbitan SIM.
"Dengan teknologi seperti itu, bahan UN bisa diakses di mana saja, tanpa kerepotan pendistribusiannya," jelas Umbu Datta. Ia juga mengharapkan kelamabatan UN tidak terjadi lagi pada tahun tahun mendatang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.