Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden SBY Minta Maaf atas Keterlambatan UN

Kompas.com - 16/04/2013, 21:39 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta maaf atas terjadinya keterlambatan Ujian Nasional (UN). Hal tersebut disampaikannya lewat akun Twitter pribadinya, Selasa (16/4/2013), seusai memanggil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh di Istana Negara.

"Pemerintah meminta maaf atas keterlambatan UN ini. Terima kasih kpd yg ikut membantu & mengatasinya, serta masukan melalui akun ini. *SBY*," tulisnya di akun @SBYudhoyono.

Lewat media sosial tersebut, Presiden SBY menjelaskan langkah-langkah yang diambil pemerintah untuk mengatasi karut-marut UN itu. Presiden SBY merangkumnya dalam 9 tweet sebelum mengakhirinya dengan permintaan maaf.

Berikut penjelasan Presiden SBY.

1. Berkaitan dengan keterlambatan UN di 11 provinsi, hari ini saya memanggil Mendikbud untuk mengetahui apa yang dilakukan. *SBY*

2. Atas laporan Mendikbud, saya instruksikan 3 hal. Semuanya utk mengatasi keterlambatan itu, yang sebenarnya tidak perlu terjadi. *SBY*

3. Pertama, pastikan naskah ujian sampai di 11 provinsi sebelum dimulai UN di tempat itu. Cek sampai ke Kabupaten & Kota. *SBY*

4. Bantuan angkutan udara dgn pesawat TNI AU agar dilanjutkan. Saya sudah instruksikan ke Panglima TNI & Kasau. *SBY*

5. Khusus distribusi naskah UN ke 11 provinsi ini, pengamanan bahan ujian harus dijaga. Saya sudah instruksikan ke Kapolri. *SBY*

6. Kedua, jangan sampai UN untuk tingkat SMP ada yang terlambat lagi. Semua dicek kesiapannya sejak sekarang. *SBY*

7. Ketiga, saya tetap minta dilakukan pemeriksaan, mengapa ada percetakan yang terlambat. Masalah teknis atau penyimpangan? *SBY*

8. Untuk kelancaran UN ini, saya instruksikan Mendikbud untuk bekerja sama dengan para Gubernur, Bupati dan Walikota. *SBY*

9. Dalam keadaan "darurat" ini, Kemdikbud harus buka "posko" dan bekerja siang & malam. Semua wajib bertanggung jawab. *SBY*

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com