Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ujian Nasional Tetap Jadi Syarat

Kompas.com - 23/04/2013, 01:58 WIB

Jakarta, Kompas - Hasil ujian nasional SMA sederajat tetap menjadi syarat masuk perguruan tinggi negeri walaupun banyak terjadi kekacauan. Meskipun demikian, nilai ujian nasional tidak diberi bobot khusus dalam penilaian calon mahasiswa baru yang masuk lewat jalur undangan dan ujian tulis.

Jalur undangan mulai tahun ini bernama Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Adapun jalur ujian tulis bernama Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).

Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Idrus Paturusi mengatakan, perankingan calon mahasiswa baru yang bakal diterima melalui jalur SNMPTN sudah selesai dilakukan karena melihat dari prestasi siswa saat di semester satu hingga semester lima SMA sederajat. SBMPTN mengandalkan hasil tes tertulis.

”Kalau ada skor siswa yang sama, baru memakai hasil ujian nasional untuk memilih calon mahasiswa yang memenuhi standar,” kata Idrus, yang juga Rektor Universitas Hasanuddin, Makassar, Senin (22/4).

Akhmaloka, Ketua Umum SNMPTN dan SBMPTN 2013, mengatakan, salah satu kriteria untuk diterima di perguruan tinggi negeri adalah siswa harus lulus ujian nasional.

”Jika lulus ujian nasional, berarti siswa dinyatakan lulus dari SMA/SMK sederajat, berapa pun nilai ujian nasionalnya,” kata Akhmaloka, yang juga Rektor Institut Teknologi Bandung. Jadi, kata Akhmaloka, ujian nasional itu syarat perlu untuk masuk perguruan tinggi negeri.

Rektor Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Pratikno mengatakan, dalam penerimaan mahasiswa baru lewat jalur SNMPTN, nilai ujian nasional tidak diperhitungkan. PTN hanya akan melihat nilai rapor siswa sebagai penilaian utama. Nilai ini kemudian dicocokkan dengan akreditasi sekolah, prestasi sekolah, dan prestasi siswa.

Begitu juga dalam jalur SBMPTN, nilai ujian nasional tidak berpengaruh. ”Tetapi siswa harus lulus UN terlebih dahulu untuk bisa diterima di PTN,” kata Pratikno.

Di Nusa Tenggara Barat, Rektor Universitas Mataram Sunarpi menjelaskan, perguruan tinggi juga dilibatkan dalam penyelenggaraan ujian nasional SMA/MA/ SMK tahun ini. Di NTB juga terjadi persoalan dalam penyelenggaraan ujian nasional, terutama naskah soal yang terlambat datang. ”Kesalahan itu bukan terletak di perguruan tinggi, tetapi di percetakan,” kata Sunarpi.

Akibat naskah soal datang terlambat, sejumlah daerah pun terlambat menyelenggarakan ujian nasional. Meskipun demikian, kebocoran soal bisa diminimalkan karena terdapat 20 variasi soal dalam setiap paket ujian. Karena itu, pihaknya memutuskan hasil ujian nasional akan tetap menjadi bahan pertimbangan diterima tidaknya calon mahasiswa baru melalui jalur SNMPTN. Jalur SBMPTN lebih mengutamakan hasil ujian tulis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com