Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka Ingin Menabung Bukan untuk Mainan...

Kompas.com - 29/04/2013, 17:40 WIB

KOMPAS.com — Awalnya, yang ada di pikiran Masdar Fahmi tentang motivasi anak-anak usia sekolah dasar (SD) untuk menabung adalah untuk membeli mainan. Namun, jelas bukan hal itu yang ada di pikiran anak-anak SD Inpres Urat, Fakfak Timur.

Anak-anak yang dididiknya antusias bukan kepalang ketika diajak menyimpan uang yang telah disisihkan di tempat pensil. Dan mereka memiliki harapan-harapan sederhana atas uang yang mereka tabung.

Jawabannya: ingin membeli pena, buku, pensil, tas, sepatu, seragam, dan segala keperluan sekolah. Ada juga jawaban lain: beras, gula, biskuit, dan kebutuhan harian. Masdar pun terharu...

"Maaf, Pak Guru Berbohong!"


Kira-kira, jika ditanya ingin beli apa ketika punya uang tabungan, mau jawab apa? Dulu, ketika aku kecil, aku ingat betul, jika pertanyaan ini muncul, jawaban yang sudah pasti akan kukatakan adalah membeli mainan.

Beda sekali dengan jawaban anak-anakku di sekolah. Entah karena mereka tak punya referensi lain atau memang semangat belajarnya sungguh luar biasa. Aku bertanya, “Kira-kira manfaat apa yang bisa kita dapat jika rajin menabung?”

Jawaban polos, tapi seperti biasa selalu membuatku terharu. Jawaban mereka hampir senada, untuk membeli pena, buku, pensil, tas, sepatu, seragam dan segala keperluan sekolah lainnya. Ada juga jawaban, membeli beras, gula biskuit dan kebutuhan harian. Sedikit sekali yang menjawab : membeli mainan.

See? Kira-kira kenapa jawabannya bisa begini? Aku kok yakin, memang mereka ini semangat sekolahnya luar biasa ya...

So, menindaklanjuti keinginan mereka, maka aku tawarkan untuk merutinkan kegiatan menabung. Seminggu sekali di hari Rabu. Mereka pun antusias menyambut aktivitas barunya.

Euforia menabung sungguh terasa. Baru menabung kemarin, hari ini sudah ada banyak pertanyaan, “Pak guru, besok lai menabung?” (Pak guru besok juga menabung?) Dan jawabanku hampir selalu, “Kemarin kan sudah tho, ingat e, kitong menabung hari Ra...bu..” (Kemarin kan sudah, ingat ya kita menabung hari Rabu) Kataku pelan-pelan menjelaskan.

Aku makin terharu ketika anak-anak ada yang melapor beberapa usahanya mendapat uang agar bisa menabung.

“Pak guru, beta sedikit lagi mau cari pala, beta jual biar dapat uang untuk menabung.”(Pak guru, saya sebentar lagi mau cari pala, saya mau jual biar dapat uang untuk menabung) Kata seorang muridku kelas 2, namanya Fahrul namun lebih akrab disapa Panjang.

Ketika sukses mencari beberapa pala jatuh dan menjualnya, dia melaporkan kembali. “Pak guru, beta su dapat uang untuk menabung.” Nice...

Ada lagi yang rela menahan jajan biskuit kesayangannya, “Beta tara beli biskuit lai pak guru, uang habis tara bisa menabung.” (Saya tidak mau beli biskuit lagi pak guru, nanti uang habis tak bisa menabung) Cetus si Herman.

“Pak guru, sa su tahan 30 ribu, besok kasih naik lai menabung.”(Pak guru, saya sudah simpan 30 ribu untuk besok menabung) Kata Arman suatu waktu.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com