Keterlambatan naskah UN SD terjadi di Pulau Kakorotan dan Karatung. Adapun UN di Pulau Marore, Kabupaten Sangihe, lancar diikuti 18 siswa SD dari sejumlah pulau.
Camat Miangas Steven Maarisip, dihubungi dari Manado, Senin (6/5), mengungkapkan, naskah UN untuk sejumlah pulau di gugusan Pulau Nanusa, termasuk Pulau Miangas, baru dikirim Senin malam dengan kapal perintis Maliku Nusa.
”Jadwal kedatangan kapal perintis ke Miangas Selasa siang, kemungkinan UN dapat dilaksanakan Rabu,” katanya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sulawesi Utara Star Wowor menyatakan keheranannya atas keterlambatan UN di Miangas. ”Hari Sabtu, saya menerima laporan naskah UN dikirim ke pulau-pulau,” katanya.
Menurut Maarisip, naskah UN untuk Pulau Miangas sudah di Kota Melonguane, ibu kota Talaud, sejak Sabtu. Namun, karena ketiadaan transportasi, pengiriman naskah menunggu jadwal berlayar kapal perintis.
Di Lembata, Nusa Tenggara Timur, dilaporkan ada soal tak lengkap di SD Inpres Tanaterekat Desa Lamatuka, Lebatukan. Tiga soal dari 50 soal Bahasa Indonesia tak terbaca.
”Belum ada sekolah lain yang lapor,” kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Lebatukan Kletus B Lasar.
Sementara itu, di Kota Kupang, ditemukan tiga soal Bahasa Indonesia yang tidak dilengkapi jawaban. Ketiga soal itu merupakan cerita drama, di mana peserta UN diminta menjawab pertanyaan dari cerita itu.