Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alokasi Dana Kebudayaan bagi 50 Perguruan Tinggi

Kompas.com - 10/05/2013, 13:55 WIB
Sri Rejeki

Penulis

SOLO, KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengusulkan anggaran bagi 50 perguruan tinggi, masing-masing Rp 250 juta, untuk peningkatan kegiatan kebudayaan di setiap perguruan tinggi itu. Sasarannya, mengintegrasikan kebudayaan dan pendidikan.

”Selama ini, pusat-pusat kebudayaan di universitas sulit berkembang karena minim dana. Nantinya, tak hanya untuk membeli peralatan, tetapi juga mendukung penyelenggaraan aktivitas budaya,” kata Direktur Jenderal Kebudayaan Kacung Marijan di Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Jawa Tengah, Selasa lalu.

Dana program itu diajukan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan 2013. Jika dikabulkan DPR, program dapat dimulai tahun ini. Tahun lalu, kata Kacung, pihaknya merintis pemberian peralatan kesenian bagi 50 TK hingga SMA. Tahun ini, program serupa akan dilakukan lagi dengan pemberian kepada 2.400 sekolah.

”Ada tambahan 1.000 sekolah lagi sehingga total 3.400 sekolah yang akan menerima peralatan kesenian,” kata Kacung.

Terkait dana kebudayaan, perguruan tinggi yang berminat dapat mengajukan proposal. Rektor UNS Ravik Karsidi mengatakan, pihaknya berniat memanfaatkannya untuk Pusat Budaya Jawa atau Institut Javanologi. ”Kami memiliki sejumlah kegiatan yang butuh dana banyak. Kalau memang bisa diakses, tentu sangat bagus bagi pengembangan budaya Jawa,” katanya.

Menurut Kacung, program itu bagian dari upaya menjadikan kebudayaan sebagai arus utama pembangunan. Harapannya, masyarakat, terutama generasi muda, lebih mengapresiasi budaya sendiri dan membeli produk kreasi budaya bangsanya.

Mengutip data, Kacung mengatakan, di luar negeri, belanja produk kebudayaan mencapai 9 persen dari penghasilan, seperti untuk menonton atau membeli lukisan. Sementara di negara berkembang, termasuk Indonesia, 70 persen orang membeli produk kebudayaan yang merupakan produk asing. ”Kita kehilangan devisa yang besar karena tidak mandiri di bidang produksi kebudayaan,” kata Kacung. (EKI)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com