JAKARTA, KOMPAS.com - Panitia Kerja (Panja) Kurikulum 2013 Komisi X DPR diminta jangan terjebak masalah teknis dalam membahas Kurikulum 2013 bersama pemerintah. Panja Kurilulum seharusnya justru mempertegas masalah substansi Kurikulum 2013 yang sampai saat ini memang masih belum jelas.
"Kami menangkap kesan Panja Komisi X jadi terbawa Kemendikbud bicara teknis, bukan substansi. Padahal substansinya kurikulum ini jelas uji coba, bukan penerapan. Jadi, aneh kalau Mendikbud tetap mengatakan Kurikulum 2013 diimplementasikan tanpa uji coba," kata Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FGSI) Retno Listyarti di Jakarta, Rabu (22/5/2013).
Menurut Retno, jika melihat terjadinya penurunan cakupan sekolah yang melaksanakan Kurikulum 2013 yang begitu drastis, seharusnya pada Juli nanti Kurikulum 2013 diuji coba, bukan diklaim langsung diterapkan. Apalagi Kurikulum 2013 hanya diterapkan di sekolah-sekolah eks RSBI, sekolah-sekolah berakreditasi A, dan sekolah-sekolah dekat bandara dengan alasan agar distribusi buku terkejar.
"Padahal substansinya penerapan secara reliabel haruslah semua perwakilan sekolah, mulai sekolah unggul, sekolah reguler, sekolah tertinggal, sekolah pelosok, dan sebagainya," kata Retno.
Sekolah-sekolah unggulan punya seluruh fasilitas yang dibutuhkan Kurikulum 2013. Tetapi bagaimana dengan sekolah-sekolah di luar itu? "Mestinya Panja Kurikulum DPR bisa punya posisi tawar. Anggaran dinaikan Rp 829 miliar akan disetujui, tapi ini hanya uji coba. Kami para guru sangat berharap, Komisi X dapat memperjuangkan bahwa Kurikulum 2013 ini hanya uji coba," papar Retno.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.