Dari 1.752 calon mahasiswa, sebanyak 1.398 pendaftar mengisi penghasilan orangtua mereka lebih rendah dari data registrasi UGM, sementara 354 orang lainnya mengisi data penghasilan lebih tinggi.
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UGM Iwan Dwiprahasto menilai fenomena ini memprihatinkan. "Ini menunjukkan ketidakjujuran dalam pengisian data SNMPTN," ujarnya, Minggu (14/7/2013), di Yogyakarta.
Indikasi ketidakjujuran dalam pengisian data SNMPTN semakin terlihat ketika calon mahasiswa mengisi data registrasi masuk UGM. Data registrasi UGM relatif lebih benar karena calon mahasiswa harus menandatangani surat pernyataan yang menjelaskan, jika informasi yang diberikannya tidak benar, UGM berhak membatalkan statusnya sebagai mahasiswa.
"Untuk memastikan data tersebut, UGM bisa melakukan verifikasi melalui kunjungan rumah. Proses ini mendorong calon mahasiswa mengisi data secara lebih jujur," katanya.
Menurut Iwan, hampir separuh peserta akhirnya mengoreksi selisih penghasilan riil hingga
Rp 5 juta, kemudian 15 persen lainnya mengoreksi selisih riil penghasilan hingga Rp 10 juta. Selain itu, sekitar 35 persen peserta dengan sengaja mengisi data penghasilan orangtua mereka lebih tinggi dibandingkan kondisi riil di data SNMPTN.
Direktur Akademik UGM Sri Peni Wastutiningsih mengatakan, sebanyak 3.318 calon mahasiswa berhasil lolos SNMPTN UGM. Mereka terpilih dari total 69.000 pendaftar. (ABK)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.