Fanai Cholin, koordinator Forum Anak Adik Lundayeh mengatakan, akibat tidak adanya guru mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPA dan IPS, kualitas anak didik di Kecamatan Krayan Selatan sangat memprihatinkan.
"Di SMP 1 PNS-nya cuma tiga. Ini pun guru agama, guru olahraga, dan guru kesenian. Sama seperti di SMPN 2 Krayan Selatan, hanya memiliki dua orang guru. Yang ada di sana itu hanya guru olahraga dan guru agama. Mereka terpaksa berupaya juga mengajar mata pelajaran yang di-UAN-kan. Bisa dibayangkan bagaimana hasilnya," ujar Fanai Cholin, Senin(23/9/2013).
Ketua Forum Anak Adik Lundayeh, Josly mengatakan, minimnya guru pelajaran yang diujikan di ujian nasional (UN) di wilayah perbatasan adalah akibat kurang cermatnya Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah BKDD dalam mendata kebutuhan tenaga pengajar di Kecamatan Krayan Selatan yang notabene minim infrastruktur.
“Seharusnya BKDD itu mengacu pada kebutuhan real di lapangan. Misalnya di SMP2, ada guru jurusan seni, apakah mata pelajaran seni ini lebih penting dari Matematika? Sementara guru Matematika nggak ada” ujar Josly.
Tahun 2013, Kabupaten Nunukan menerima kuota penerimaan CPNS sebanyak 142 orang. Sementara kuota penerimaan PNS guru untuk wilayah perbatasan Kecamatan Krayan Selatan hanya 4 orang. Padahal, saat ini, di Kecamatan Krayan Selatan disinyalisasi masih kekurangan 34 guru.
Forum Anak Adik Lundayeh terus mendesak Pemerintah Kabupaten Nunukan melakukan upaya penggeseran jumlah formasi tenaga pengajar ke wilayah perbatasan dalam formasi penerimaan CPNS tahun 2013.
“Jika tidak memungkinkan penambahan formasi, kami meminta beberapa formasi yang tidak sesuai digeser. Untuk memenuhi kebutuhan sesuai data budgeting yang ada,' harap Josly.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.