Salah satu peserta konvensi yang walk out adalah Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti. Ia bersama beberapa rekannya keluar meninggalkan ruang konvensi setelah sebelumnya menyampaikan protes untuk Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh yang duduk di depan didampingi oleh mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang hadir sebagai narasumber.
"Saya walk out karena undangan sudah tak seimbang antara yang pro dan kontra, lebih banyak yang pro. Sudah ketahuan hasil akhirnya apa," kata Retno, sesaat sebelum meninggalkan ruangan.
Lebih jauh, Retno juga menyayangkan keputusan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang mengundang Jusuf Kalla sebagai pembicara kunci. Menurutnya, Kalla merupakan seorang politisi dan tak kompeten melakukan kajian terhadap UN secara akademik.
Menurut Retno, Kalla telah meremehkan banyaknya persoalan dalam pelaksanaan UN karena hanya menyoroti dua masalah dalam UN, yaitu mengenai pengadaan soal dan komposisi penentuan kelulusan.
"Kalau UN ini kajiannya akademik, lantas mengapa pembicara kuncinya bukan akademisi? Kok malah politisi? Apa yang dinyatakan Jusuf Kalla menyesatkan" ujarnya.
Menanggapi itu, Jusuf Kalla hanya tertawa. Melalui pengeras suara ia sampaikan bahwa pernyataan Retno tak perlu dijawab karena pergi meninggalkan ruangan tanpa mau mendengarkan penjelasannya.
"Tidak usah dijawab ya, soalnya sudah keluar," kata Jusuf Kalla disambut tepuk riuh ratusan peserta Konvensi UN.
Mendikbud Mohammad Nuh yang duduk persis di sisi Jusuf Kalla juga ikut menanggapi. Ia meminta semua peserta konvensi menjaga etika selama mengikuti acara.
"Kalau mau bertanya, sampaikan dengan baik, dengarkan jawabannya," kata Nuh.
Konvensi UN sudah lama dirancang oleh Kemdikbud. Kegiatan yang dijadwalkan berlangsung pada 26 dan 27 September 2013 ini menghadirkan para pegiat pendidikan untuk bersama-sama menentukan format UN yang terbaik pada pelaksanaan UN tahun ajaran ini.
Kemdikbud sudah menggelar Pra-Konvensi UN di tiga kota di Indonesia, yakni Denpasar, Medan, dan Makassar. Ketiga kota itu dipilih dimaksudkan untuk mewakili Indonesia bagian tengah, Indonesia bagian barat, serta Indonesia bagian timur. Pra-Konvensi dari masing-masing daerah membawa usulan manajemen UN, terutama tentang persentase nilai kelulusan. Diusulkan juga masalah pencetakan serta distribusi soal UN, apakah akan dipusatkan atau dilaksanakan di masing-masing provinsi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.