"Nantinya sekolah-sekolah SD, SMP dan SMA yang mendapatkan nilai (UN) terendah akan kita lakukan intervensi," kata Musliar.
Menurutnya, intervensi tersebut akan diawali dengan mengecek keadaan belajar mengajar di sekolah tersebut. Misalnya, jika setelah dilakukan pengecekan diketahui suatu sekolah kekurangan guru, maka guru di sekolah tersebut akan ditambah. Namun, jika diketahui kalau jumlah guru di sekolah tersebut sudah memadai, maka akan dicari lagi penyebab lainnya. Dengan demikian, akar masalah utamanya dapat terselesaikan.
"Kalau jumlah gurunya ternyata cukup, maka kita analisis lagi, mungkin kompetensi gurunya yang kurang. Bisa kita berikan pelatihan," lanjut Musliar.
Dengan melakukan intervensi, Musliar berharap dapat memperbaiki kualitas sekolah-sekolah yang mendapatkan nilai UN rendah tersebut. Konvensi UN dirancang oleh Kemendikbud. Kegiatan yang dijadwalkan berlangsung pada 26-27 September 2013 ini menghadirkan para pegiat pendidikan untuk bersama-sama menentukan format UN yang terbaik pada pelaksanaan UN tahun ajaran ini.
Kemendikbud sudah menggelar Pra- Konvensi UN di tiga kota di Indonesia, yakni Denpasar, Medan, dan Makassar. Ketiga kota itu dipilih dimaksudkan untuk mewakili Indonesia bagian tengah, Indonesia bagian barat, serta Indonesia bagian timur. Pra-Konvensi dari masing-masing daerah membawa usulan manajemen UN, terutama tentang persentase nilai kelulusan. Diusulkan juga masalah pencetakan serta distribusi soal UN, apakah akan dipusatkan atau dilaksanakan di masing-masing provinsi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.