Taufik Ismail: Institusi Pendidikan Wajib Ajarkan Budaya Malu!

Kompas.com - 07/10/2013, 10:41 WIB
Latief

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sastrawan Taufik Ismail mengatakan, maraknya permasalahan korupsi, kolusi dan nepotisme di Indonesia saat ini tak hanya terjadi di kalangan tertentu, namun semakin meluas ke seluruh lapisan masyarakat. Dia menegaskan bahwa permasalahan KKN di Indonesia disebabkan karena hilangnya rasa malu dalam diri kita.

"Fenomena-fenomena yang terjadi di negara kita ini disebabkan karena terkikisnya atau hilangnya rasa malu pada diri kita," ujar Taufik di hadapan ratusan wisudawan Universitas Nasional dan Akademi-Akademi Nasional yang menghadri wisuda Periode II Tahun Akademik 2012/2013, di Jakarta Convention Center, Minggu (6/10/2013).

Untuk itu, Taufik menegaskan bahwa institusi pendidikan harus mengajarkan budaya malu sejak dini kepada generasi muda. Dengan begitulah, kata dia, degradasi mentalitas bangsa tidak terus terpuruk.

Dok Unas Taufik Ismail di hadapan ratusan wisudawan Universitas Nasional dan Akademi-Akademi Nasional yang menghadri wisuda Periode II Tahun Akademik 2012/2013, di Jakarta Convention Center, Minggu (6/10/2013).
Taufik mencontohkan, hilangnya rasa malu menyebabkan para petinggi negara dengan bebasnya melakukan praktik KKN. Terakhir, kasus tetangkapnya Ketua Mahkamah Konstosusi (MK), Akil Mochtar, oleh KPK.

Selain itu, Taufik juga prihatin akan pudarnya budaya baca dan menulis di kalangan generasi muda saat ini. Untuk itu, ia menghimbau para wisudawan untuk terus membaca dan menulis meskipun telah menyelesaikan studinya.

"Mari tanamkan budaya membaca dan menulis sejak dini. Ajarkan mereka berenang di samudera ilmu. Ajarkan pula mereka menulis, tidak hanya memindahkan alfabet ke kertas, namun memindahkan pikiran dalam bahasa tulisan," paparnya.

Sementara itu, Rektor Universitas Nasional, Drs. El Amry Bermi Putera juga menyoroti permasalahan–permasalahan di negeri ini sebagai dampak negatif dari adanya transformasi nilai–nilai budaya global pasca reformasi,  yakni adanya disorientasi nilai budaya, disorder terhadap aturan, norma dan etika serta disharmonisasi dalam kehidupan bermasyarakat.

"Dampak negatif ini menumbuhkan sikap saling curiga, adanya ketidakpercayaan sesama anak bangsa sehingga mudah memicu konflik antarkelompok politik, sosial dan komunal. Karena itu, perguruan tinggi jangan hanya jadi menara gading terhadap persoalan negara. Justru, kita harus mempunyai langkah progresif agar dapat menyelamatkan bangsa ini," jelas El Amry.

Langkah – langkah progresif yang dapat dilakukan, lanjut El Amry, dalah melakukan konsolidasi buday dengan menumbuhkan kembali akar budaya bangsa relijius, berbudi pekerti, toleransi, gotong royong, musyawarah–mufakat dalam gerakan nasional, dalam bentuk dialog budaya.

"Di situ perguruan tinggi perlu terlibat aktif dan konsisten melakukan kajian secara mendalam dalam merumuskan konsep operasional landasan filosof Pancasila mengenai nilai–nilai budaya bangsa. Dunia pendidikan juga dituntut untuk dapat membentuk lulusan–lulusan baik di tingkat dipoma, sarjana, magister maupun doctor yang berkarakter,” papar El Amry.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dosen IPB Sebut 7 Makanan Manusia yang Tidak Bisa Dimakan Kucing

Dosen IPB Sebut 7 Makanan Manusia yang Tidak Bisa Dimakan Kucing

Edu
Libur Sekolah Total 24 Hari Selama Puasa dan Idul Fitri 2025

Libur Sekolah Total 24 Hari Selama Puasa dan Idul Fitri 2025

Edu
Cek Biaya Uang Pangkal Kedoktean Unsoed Jalur Mandiri 2025

Cek Biaya Uang Pangkal Kedoktean Unsoed Jalur Mandiri 2025

Edu
Beasiswa S1 Gratis ke Singapura, Dapat Tunjangan Hidup dan Asrama

Beasiswa S1 Gratis ke Singapura, Dapat Tunjangan Hidup dan Asrama

Edu
Minat Siswa Belajar Sains Menurun, Wakil Dekan FMIPA UGM Ungkap Penyebabnya

Minat Siswa Belajar Sains Menurun, Wakil Dekan FMIPA UGM Ungkap Penyebabnya

Edu
Beasiswa JIS untuk Siswa Kelas 8-10, Gratis Biaya Sekolah Sampai Lulus

Beasiswa JIS untuk Siswa Kelas 8-10, Gratis Biaya Sekolah Sampai Lulus

Edu
Ramai Tagar KaburAjaDulu, Cek 10 Beasiswa S1-S3 Gratis ke Luar Negeri Tak Wajib Pulang ke Indonesia

Ramai Tagar KaburAjaDulu, Cek 10 Beasiswa S1-S3 Gratis ke Luar Negeri Tak Wajib Pulang ke Indonesia

Edu
Menteri Mu’ti: ASN Harus Kerja Lebih Cerdas dan Inovatif di Tengah Efisiensi Anggaran

Menteri Mu’ti: ASN Harus Kerja Lebih Cerdas dan Inovatif di Tengah Efisiensi Anggaran

Edu
Syarat Nilai Rapor untuk Daftar IPDN dan Jurusannya, Kuliah Gratis Bisa Jadi CPNS

Syarat Nilai Rapor untuk Daftar IPDN dan Jurusannya, Kuliah Gratis Bisa Jadi CPNS

Edu
Kemenag: 39.012 Siswa Daftar Madrasah Aliyah Unggulan Tahun 2025

Kemenag: 39.012 Siswa Daftar Madrasah Aliyah Unggulan Tahun 2025

Edu
Anak Usaha PT KAI Buka Lowongan Kerja Pramugara-Pramugari 2025, Lulusan SMA Bisa Daftar

Anak Usaha PT KAI Buka Lowongan Kerja Pramugara-Pramugari 2025, Lulusan SMA Bisa Daftar

Edu
Pendanaan Riset Kampus Swasta, Mendikti Brian Akan Dorong Industri Investasi Riset

Pendanaan Riset Kampus Swasta, Mendikti Brian Akan Dorong Industri Investasi Riset

Edu
Mendikti Brian Sebut Kampus Vokasi Juga Bekali Sains dan Teknologi

Mendikti Brian Sebut Kampus Vokasi Juga Bekali Sains dan Teknologi

Edu
Tes CBT Masuk MAN Unggulan Berlangsung 2 Hari, Catat Tanggal Pengumumannya

Tes CBT Masuk MAN Unggulan Berlangsung 2 Hari, Catat Tanggal Pengumumannya

Edu
Kemendikdasmen: Pembelajaran Saat Ramadhan 2025 Jangan Membebani Siswa

Kemendikdasmen: Pembelajaran Saat Ramadhan 2025 Jangan Membebani Siswa

Edu
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau