Pada kunjungan kali ini, Leiden menandatangani perjanjian baru dengan Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Gadjah Mada (UGM). Leiden dan UI akan memfasilitasi pertukaran pelajar di bidang humaniora. Fakultas Kedokteran dari kedua universitas juga sepakat memperpanjang kerjasama dan pertukaran pelajar mereka di bidang parasitologi dan bersama-sama bekerja pada pembentukan Center of Excellence pada kanker serviks.
Adapun UGM dan Leiden menandatangani MoU untuk memperpanjang peluang bagi pertukaran mahasiswa dan bekerja sama dalam program double degree PhD di bidang sejarah. Kedua pihak sepakat, pembentukan program gelar ganda lebih lanjut akan segera dieksplorasi.
Selain itu, delegasi Leiden juga berkunjung ke LIPI dan melakukan pertemuan dengan Dekan Fakultas Ilmu Pengetahuan ke Bogor. Pertemuan ini dilakukan untuk menggagas rencana perayaan bersama berdirinya Kebun Raya Bogor dan Kebun Raya Leiden. Pada 2017 mendatang, Kebun Raya Bogor akan merayakan ulang tahun ke-200, sementara Kebun Raya Leiden akan merayakan ulang tahun ke-425. Caspar Reinwardt, pendiri kebun raya Bogor, juga seorang profesor dan direktur kebun raya di Universitas Leiden.
"Kami akan melakukan kemitraan erat dengan rekan-rekan di Indonesia. Selain itu, kami juga akan melakukan digitalisasi pada proyek-proyek ini sehingga materi yang tersedia dapat dinikmati oleh para sarjana di seluruh dunia," ujar Rektor Universitas Leiden, Carel Stolker, dalam siaran pers di Jakarta, Senin (3/3/2014).
Stolker mengatakan, Leiden telah memiliki hubungan panjang dan khusus dengan Indonesia. Oleh karena, ia berharap untuk masa yang akan datang hubungan ini akan lebih erat dan bermanfaat.
Sebelumnya, delegasi universitas tertua di Belanda ini telah melakukan upaya membangun hubungan dengan pemerintah Indonesia. Pada Selasa (25/3/2014) lalu, Stolker dan Duta Besar Belanda bertemu dengan Wakil Presiden RI Boediono. Rektor mengundang Wakil Presiden untuk memberikan kuliah umum di Leiden pada 26 Maret 2014 mendatang.
Sementara itu, pada kunjungannya ke Yogyakarta, delegasi Leiden menggelar pertemuan dengan Sri Sultan Hamengku Buwono X di keratonnya. Sultan menyarankan Leiden untuk terlibat dalam pelatihan pejabat pemerintah dan hal ini akan lebih dieksplorasi lebih lanjut.
Pada saat bersamaan, Rektor Leiden menyerahkan Diploma khusus untuk ayahnya, Hamengku Buwono IX, kepada Sultan dan keluarganya. Seperti diketahui, Hamengkubowono IX belajar di Leiden antara 1936 dan 1939. Tetapi, sebelum menyelesaikan studinya, ia dipanggil kembali ke Yogyakarta.
Pusat penelitian
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.