"Melalui sistem online ini, pihak penyelenggara pendidikan juga bisa membuka jaringan seluas-luasnya kepada mahasiswa dari satu kota dengan kota lain, bahkan dengan negara lainnya," kata Program Director MM Executive BINUS Business School, Tubagus Hanafi Soeriaatmadja, saat berbincang dengan Kompas.com di Jakarta, akhir Januari lalu.
Hanafi mengatakan, upaya menerapkan sistem online tersebut dilakukan BINUS Business School dengan menyelenggarakan MM Online. Universitas Bina Nusantara (Binus University) selama empat tahun ini telah serius mengembangkan metode perkuliahan secara online, terutama untuk jenjang sarjana (S-1). Berbekal pengalaman itu, lanjut Hanafi, dapat disimpulkan bahwa apabila seorang siswa mampu belajar menggunakan teknologi tinggi, maka hal itu akan menumbuhkan rasa percaya diri yang besar di dalam dirinya.
"Dari survei yang kami dapatkan itu, kami semakin yakin bahwa sistem online semakin unggul. Maka, tugas kami sekarang adalah menyosialisasikan ke masyarakat bahwa edukasi dengan sistem online itu sama dengan edukasi yang telah ada sebelumnya. Bahkan memiliki kemungkinan menghasilkan nilai lebih bagus dibandingkan dengan kelas face to face," ujar Hanafi.
Hanafi menyebut program MM Online ini sebagai program hybrid atau ramah lingkungan. Apabila di kelas biasa ada jadwal dan jam kuliahnya, di MM Online ini mahasiswa bebas untuk belajar maupun membuat review mata kuliah kapan pun ia mau.
"Binus telah berpengalaman selama empat tahun dalam program online, sedangkan untuk program master atau S-2 yang berbasis teknologi, MM Online menjadi pelopor. Sehingga dalam membangun sistem online di MM Online, Binus tidak perlu lagi melewati proses yang berliku," kata Hanafi.
Upaya kecurangan
Secara teknis, jumlah mahasiswa MM Online dibatasi menjadi 25 mahasiswa di tiap kelasnya. Padahal, sistem perkuliahan online bisa mencapai kapasitas hingga ratusan mahasiswa. (Baca: Mengapa Siswa Kelas "Online" Lebih Unggul dari Kelas Konvensional?)
Namun, menurut Hanafi, demi efektivitas belajar mengajar, jumlah mahasiswa memang harus dibatasi. Selain itu, sebagai kampus yang memiliki Akreditasi A, seorang dosen di Binus tidak boleh mengajar lebih dari 25 mahasiswa di tiap kelasnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.