Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gajah dan Panda Juga Suka Makan Sayur

Kompas.com - 29/04/2014, 14:54 WIB
PELUH masih membasahi pelipis Haikal. Tapi, siswa kelas 3 Sekolah Dasar Negeri (SDN) 40 Pangkalpinang di kawasan Kacang Pedang, Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung (Babel) tetap antusias mengikuti sesi singkat pelajaran tentang gizi. Hari itu, Sabtu (26/4/2014), PT Trakindo Utama menggelar acara Trakindo Mengajar atau Volunteer Day  bagi para karyawannya di sekolah tersebut.

Haikal, bocah berbadan gemuk itu memang baru saja mengikuti permainan bersama di lapangan sekolah. Matahari bersinar terik meski hari masih pagi, pukul 08.30. Lapangan SDN 40 memang belum lama diperbaiki, terkait program tersebut. Lapangan itu kini menjadi datar. Balok-balok bata membentuk paving block tersusun rapi.

Pelajaran mengenai gizi berlangsung di dalam kelas. Suasananya riuh. Haikal dan kawan-kawannya tampak gembira mengikuti sesi pelajaran yang diramu dengan nyanyian yel-yel hingga tanya-jawab penuh canda. "Saya tahu makanan panda. Pandan kan?" kata Haikal lantang disambut gemuruh tawa teman-temannya.

Siswa sekolah sepantaran Haikal memang membutuhkan asupan gizi yang seimbang. Yang juga paling penting adalah asupan sayuran dan buah-buahan. Makanya, analogi sederhana soal gajah dan panda yang berbadan besar karena suka makan sayur, bisa jadi menambah semangat Haikal dan kawan-kawannya mengonsumsi makanan dan minuman sehat.

Sementara, temuan yang juga unik dari pelajaran singkat 30 menit itu adalah soal kebiasaan jajan. Menurut pengakuan para siswa, makanan berbungkus plastik kian marak mereka jumpai. "Lontong di sini dibungkus plastik," kata Maudi, teman Haikal.

Lagi-lagi, mendengar komentar Maudi, siswa diajak untuk lebih memperhatikan soal kebersihan makanan sekaligus kepedulian pada penggunaan kemasan makanan dari pembungukus alami semisal daun pisang. Lepas dari itu semua, semangat siswa tetap terlihat bernyala. "Itulah mereka, tetap bersemangat," kata Manajer Cabang Trakindo Babel Azar Gautama yang juga aktif mendampingi siswa.

Selepas sesi tentang gizi, total 189 siswa SDN 40 dari berbagai kelas mengikuti sesi soal kesehatan gigi. Para siswa juga berkesempatan menyantap bubur kacang hijau. Mereka pun masing-masing mendapat bingkisan berisi antara lain buku dan alat tulis.

Josephus Primus Siswa SDN 40 Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung, praktik menyikat gigi di sela-sela acara Trakindo Mengajar pada Sabtu (26/4/2014). Di samping program tanggung jawab perusahaan (CSR) pembinaan karakter murid untuk tingkat sekolah dasar sejak 2010, Trakindo juga menghelat kerja sama (COOP) dengan sekolah menengah kejuruan (SMK) dan politeknik sejak 1996. Pada COOP, fokus kerja sama membidik pembentukan tenaga kerja ahli siap kerja serta membantu pengembangan tenaga kerja pengajar dalam aspek-aspek industrial tertentu. Trakindo juga terlibat dalam perancangan kurikulum Program Studi Alat Barat untuk SMK dan politeknik.


Catur

Pada bagian selanjut, seturut penuturan Kepala Sekolah SDN 40 Marlaili, tiga tahun silam, sekolah yang terletak di tanah seluas 200 meter persegi tersebut acap menjadi pembicaraan kurang baik. Pasalnya, saat hujan, halaman sekolah selalu terlanda banjir. Bangunan sekolah pun terlihat kumuh. Belum ada penggantian atap ruang sekolah. Cat dinding sekolah pun terkelupas di sana-sini.

Renovasi bertahap sampai dengan tahun ini membuat SDN 40 kini memunyai lima ruang kelas lebih baik dan nyaman buat para siswa. Sekolah itu pun sekarang memunyai jamban tersendiri yang dibangun agak terpisah dari ruang-ruang belajar. "Kami sudah memulai penghijauan di sekeliling sekolah dengan menanam pohon-pohon," kata Marlaili.

Pembenahan-pembenahan itu rupanya berbuah prestasi. Paling tidak, satu siswi kelas 6 di sekolah itu, Adnia Rianti Pradita menorehkan namanya sebagai pecatur andal pada berbagai kejuaraan catur sekolah dasar mulai dari tingkat lokal hingga nasional. 

primus Adnia Rianti Pradita, siswi kelas 6 SDN 40 Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung. Mengukir prestasi di bidang catur, Adnia menjadi salah satu kebanggaan sekolah hingga kini. Foto diambil pada Sabtu (26/4/2014).

Adnia mengaku belajar catur dari ayahnya, Agus Sapri. Kebetulan, selain sang ayah yang keranjingan catur, dua orang kakak Adnia yakni Agustin Mayang Putri dan Ary Julian Syaputra juga menekuni olahraga otak tersebut. Sang ibu, Putri Mawati juga ikut memberi dukungan. "Kedua kakak Adnia dulu bersekolah di SDN 40 ini," kata Guru Olahraga SDN 40, Muhali yang berperan besar dalam perkembangan prestasi catur muridnya itu.

Adnia melanjutkan, saat duduk di kelas 2 pada 2010, Adnia meraih juara kedua lomba catur Provinsi Babel. "Itu pertama kali saya ikut lomba dan menjadi juara," kata siswi berambut lurus tersebut.

Selanjutnya, setahun berikutnya, Adnia menjadi nomor satu pada Kejuaraan Catur Standard Provinsi Babel. Lantaran itulah, Adnia dikirim berlaga ke Surabaya mewakili Provinsi Babel. "Pada November 2011, saya juga bertanding ke Palembang mewakili Babel," imbuhnya.

Kendati demikian, dengan berbagai penghargaan olahraga catur, Adnia sampai kini belum menempatkan pecatur sebagai cita-citanya. "Cita-citaku mau jadi dokter," katanya sumringah mengakhiri perbincangan.  
 

Josephus Primus Papan nama SDN 40 Pangkalpinang, di kawasan Kacang Pedang, Kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung. Sekolah ini menjadi satu dari 40 sekolah dasar negeri dalam program pembinaan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) Trakindo sejak 2010. Program memperingati 40 tahun Trakindo yang bekerja sama dengan Dompet Dhuafa dan Sampoerna Foundation di seluruh Indonesia ini mencakup 13.000 murid dengan renovasi 500 ruang kelas. Foto diambil pada Sabtu (28/4/2014).


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com