Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lumpuh, Siswa SMPN 3 Ungaran Ini Bersikeras Ikuti UN

Kompas.com - 05/05/2014, 06:58 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Seorang siswa kelas IX SMPN 3 Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Irfan Ade Setiyono (15), mengalami patah tulang sejak empat bulan lalu. Sejak saat itu, separuh waktunya habis di tempat tidur. Meski demikian, Irfan berkeinginan kuat mengikuti ujian nasional tingkat SMP yang mulai digelar hari ini, Senin (5/5/2014).

“Dia bersikeras mengikuti ujian, walaupun kondisinya harus di tempat tidur,” ungkap Sri Sutami (43), ibunda Irfan, saat ditemui di rumhanya di Sembungan Utara no 278, Ungaran, Minggu (4/5/2014) sore. Sayangnya, kondisi fisik anak kedua Sutarmi dan Setiyono (48) ini tak memungkinkan dia menjalani ujian di sekolah.

Namun, harapan untuk Irfan masih tetap ada. SMPN 3 Ungaran, kata Sutarmi, mempertimbangkan permohonan Irfan bisa mengikuti ujian nasional dari rumahnya. “Keputusan bisa dan tidaknya mengerjakan di rumah, malam ini,” ujar dia.

Irfan juga berkeinginan mengikuti ujian nasional walaupun dari tempat tidur. “Kalau bisa ikut sekarang kenapa harus menunggu sampai ujian susulan atau tahun depan,” ujar Irfan yang sehari- hari ditemani ibu dan neneknya ini.

Selama ini kata Sutami, sekolah Irfan sangat memperhatikan kondisi putranya tersebut. Setiap ada soal ulangan atau soal- soal tryout ujian nasional, Irfan mendapatkan salinannya untuk dikerjakan dan nanti diambil lagi oleh utusan sekolah.

Melihat besarnya semangat dan keinginan Irfan, Sutami berharap putra keduanya ini dapat mengikuti pelaksanaan UN di rumahnya. “Semoga apa yang menjadi keinginan anak saya terkabul,” harap dia.

Cedera saat futsal

Ihwal kondisi Irfan, Sutami mengatakan hal itu bermula pada Desember 2013. Saat itu, ujar dia, Irfan cedera saat bermain futsal bersama teman-temannya.

Irfan yang menjadi kiper, tutur Sutami, terjatuh saat menghalau bola. Semula tak ada kelainan yang dirasakan Irfan setelah jatuh itu. Baru pada awal Januari 2014, kata dia, kaki Irfan semakin berat untuk menopang badannya untuk berjalan.

Sejak saat itu, terhitung sudah lima kali Irfan keluar masuk rumah sakit untuk menyembuhkan cederanya. Hingga akhirnya, kata Sutami, di RS Karima Utama, Surakarta, pada Februari 2014 memastikan Irfan mengalami kelainan karena cedera tersebut.

Pemeriksaan di rumah sakit tersebut mendapatkan tulang belakang Irfan patah dan terselip. “Di Rumah sakit ini, Irfan sudah dioperasi tulang belakangnya yang patah. Anak saya juga didiagnosa terinveksi virus TBC tulang," imbuh Sutami.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com