Artinya, nama Gubernur DKI Jakarta itu masih berpeluang muncul seperti pada soal UN tingkat SMA dan SMP sebelumnya.
Mengapa pemerintah tidak berani menjamin? Menurut Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Kemendikbud, Hamid Muhammad, prosentase muatan soal UN SD yang dibuat, 25 persen dari pusat, dan 75 persen muatan soal sisanya dari daerah.
"Kalau yang 25 persen saya jamin tidak akan ada terselip nama Jokowi, saya tidak bisa menjamin yang 75 persen, karena itu porsinya masing-masing daerah," katanya saat pencanangan Program Nasional Standar Pelayanan Minimal Pendidikan di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Sabtu (17/5/2014).
Namun dia tetap berharap, dari pengalaman saat UN SMA, maupun SMP, di UN SD ini, tidak akan lagi ada kejadian serupa, yakni ditemukannya nama Jokowi di dalam soal. "Meskipun siswa SD ini bukan kategori pemilih dalam pemilu, tapi ini kan dunia pendidikan yang tidak boleh dikotori," kata Hamid.
Sebelumnya, nama Jokowi muncul di jenis soal pilihan ganda mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris saat UN SMA dan SMP di sejumlah daerah. Munculnya nama Jokowi diakui Kemendikbud karena unsur ketidaksengajaan, dan Kemendikbud berjanji untuk menelusuri munculnya nama itu.
UN tingkat SD dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) akan digelar mulai tanggal 19 sampai 21 Mei 2014 mendatang. UN akan diikuti oleh empat juta lebih pelajar seluruh Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.