Demi Ikut Ujian Nasional, Anak-anak SD Ini Jalan Kaki 10 Jam dan "Nebeng" di Rumah Orang...

Kompas.com - 20/05/2014, 06:01 WIB
Kontributor Polewali, Junaedi

Penulis

PINRANG, KOMPAS.com -- Demi mengikuti ujian nasional, para siswa SD di Desa Sabura, Kecamatan Lembang Pinrang, Sulawesi Selatan, harus berjuang. Mereka harus berjalan kaki tujuh kilometer menembus hutan, melewati sungai dan jalanan terjal. Selama ujian berlangsung, mereka nebeng di rumah orang di dekat lokasi ujian.

Reza, salah satu peserta ujian, mengaku lelah berjalan kaki cukup jauh melintasi pegunungan, sungai, dan hutan belantara. Namun, dia mengatakan tetap bersemangat mengikuti ujian. “Tak ada cara lain kecuali jalan kaki. Jangankan bisa dilalui mobil, motor pun sulit. Makanya, lebih baik pilih jalan kaki," ujar dia, Senin (19/5/2014).

Berbekal pakaian dan makanan seadanya, para siswa yang didampingi gurunya ini meninggalkan kampung halaman dan keluarga mereka sehari sebelum ujian digelar. Pilihan menumpang di rumah orang diambil dengan harapan mereka bisa mengikuti ujian nasional tepat waktu dan lulus.

Meninggalkan kampung halaman pada Minggu (18/5/2014) pukul 08.00 Wita, rombongan siswa ini baru tiba di kota lokasi kecamatan pada pukul 18.00 Wita. Lamanya waktu tempuh, selain karena faktor jalur yang harus dilalui, juga akibat hujan yang sewaktu-waktu turun selama perjalanan.

Karenanya, perjalanan mereka tak hanya melintasi jalanan yang hancur bahkan belum ada pengerasan sama sekali, tetapi juga berseling dengan berteduh di bawah pohon maupun rumah warga yang dilewati.

Desa tempat tinggal Reza juga belum memiliki akses komunikasi seperti telepon seluler. Bagaimana tidak, bila jalanan pun masih sangat buruk. Muhammad Idrus, salah satu guru SD 156 Sabura, mengatakan, dia sangat bangga kepada murid-muridnya yang bersemangat mengikuti ujian nasional meski perjalanan mereka tak mudah.

“Saya bangga dengan semangat para siswa saya. Meski medannya sulit, mereka tetap semangat. Karena kami tak punya rumah, maka para siswa dan guru yang mengikuti ujian ke desa tetangga terpaksa menumpang di rumah penduduk,” papar Idrus.

Di rumah tumpangan, para siswa dan guru pendampingnya ini harus menyiapkan segala sesuatunya sendiri, termasuk bersih-bersih tempat tumpangan dan memasak untuk sarapan menjelang ujian.

Pada Senin, rombongan pelajar ini berangkat ke lokasi ujian pada pukul 07.00 Wita. Meski ujian baru akan dimulai pada pukul 08.00 Wita, mereka masih harus mencocokkan nomor ujian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau