JAKARTA, KOMPAS.com - Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Herry Suhardiyanto mendukung rencana presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) untuk memecah Kementerian Pendidikan menjadi dua. Menurut Herry, rencana pemecahan kementerian itu akan memudahkan koordinasi dan berkorelasi pada peningkatan riset di Indonesia.
"Saya kira ini gagasan yang tepat karena memang nature-nya berbeda antara pendidikan dasar dan menengah dengan pendidikan tinggi dan ristek," kata Herry, di Hotel Borobudur, Jakarta, Sabtu (13/9/2014).
Herry menuturkan, selama ini pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi digabung dalam satu kementerian yang besar. Pengelolaannya menjadi berat serta koordinasi antara pendidikan tinggi dengan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) juga jadi berjalan optimal.
Herry berpendapat, koordinasi dan riset akan berkembang baik saat pendidikan tinggi digabung dengan Kemenristek. Alasannya karena pengelolaan menjadi lebih berimbang dan koordinasi pendidikan tinggi dengan dunia ristek dapat lebih terbuka.
"Pendidikan tinggi dan ristek itu kan network-nya lebih ke pelaku bisnis, ekonomi. Fokusnya berbeda dengan pendidikan dasar dan menengah," ujarnya.
Untuk diketahui, Tim Transisi telah selesai melakukan kajian pada opsi 34 kabinet pemerintahan Jokowi-JK. Dalam opsi tersebut, 19 kementerian yang ada saat ini dipertahankan, sementara kementerian lainnya dimodifikasi. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan merupakan salah satu kementerian yang akan dimodifikasi.
Rencananya, Jokowi-JK akan memecah dua Kementerian Pendidikan. Pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam satu kementerian. Sementara pendidikan tinggi akan digabung dengan riset dan teknologi dalam kementerian lainnya.
Tujuan memecah Kementerian Pendidikan itu adalah untuk menjaga fokus pembinaan pada perguruan tinggi. Penyatuan pendidikan menengah dan pendidikan tinggi diharap dapat meningkatkan budaya penelitian pada teknologi terapan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.