Kejarlah Beasiswa Sampai Negeri Belanda...

Kompas.com - 12/10/2014, 11:00 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pendidikan berkualitas menjadi kunci untuk meningkatkan taraf hidup seseorang. Studi di luar negeri kemudian menjadi pilihan untuk mendapatkan pendidikan tersebut, salah satunya Belanda yang menjadi destinasi pilihan banyak pelajar Indonesia.

Untuk mengakomodir kebutuhan itu, hadirlah sebuah program beasiswa bernama StuNed (Studeren in Nederlands) yang dalam hal ini ditangani langsung oleh The Netherlands Education Support Office (Nuffic NESO Indonesia).

"Ini adalah program belajar di Belanda dan dibiayai langsung oleh pemerintah Belanda untuk masyarakat Indonesia dan Neso diberi mandat oleh Kedubes Belanda di Indonesia untuk mengelola beasiswa pendidikan di Belanda sejak 2000," papar Indy Hardono, Koordinator Tim Beasiswa StuNed, saat briefing press di Jakarta, Jumat (10/10/2014).

Indy menjelaskan, tahun ini merupakan tahun terakhir dari fase empat pengiriman siswa Indonesia ke Belanda. Untuk informasi bahwa satu fase terdiri dari enam tahun dan tiap tahunnya mendapat biaya sekitar lima juta euro dari pemerintah Belanda.

Untuk bisa mendapatkan beasiswa StuNed, tiap pelajar dari Indonesia mesti berada dalam jurusan yang menjadi area prioritas program StuNed.

"Ada lima area prioritas StuNed, yakni Manajemen Air, Ketahanan Pangan, HAM, Sektor Ekonomi, dan Sektor Yudisial atau Hukum," kata Indy.

Beasiswa StuNed, lanjut Indy, terpusat pada tiga program, yakni Master, Kursus Singkat untuk waktu dua minggu sampai enam bulan, dan Tailor Made Training atau pelatihan untuk satu kelompok terdiri dari maksimal 20 orang terkait langsung dengan salah satu area prioritas dalam kurun waktu tiga sampai empat minggu.

Tahun ini StuNed menyediakan 250 beasiswa untuk pelajar Indonesia. Jumlah itu meliputi program Master, Kursus Singkat, dan Tailor Made Training. Namun, jumlah tersebut bisa berkurang tergantung kondisi saat proses seleksi.

"Untuk masalah kuantitas kami bisa menguranginya tergantung yang daftar ikut seleksi. Tapi, Kalau kuantitasnya mencukupi, ternyata kualitasnya enggak bagus, juga percuma. Target kualitas ini yang sekarang sedang kami fokuskan," kata Indy.

Sesuai kualifikasi

Satu hal unik dari beasiswa StuNed adalah setiap pelajar harus mengajukan lamaran terlebih dahulu ke universitas di Belanda yang mereka inginkan. Jika sudah diterima, Nuffic Neso akan mulai menyeleksi mereka untuk mendapatkan beasiswa StuNed.

Hal itu diungkapkan Immanuel Hutasoit, alumnus StuNed  dari The Hague University 2013-2014 program studi Master Accounting and Cotrol.

"Di StuNed kita dipaksa bekerja dua kali. Kita harus cari dulu universitasnya, baru kita minta dana ke StuNed," kata Immanuel.

Sementara itu, Indy menambahkan, para aplikan juga harus melamar dulu ke universitas di Belanda untuk mendapatkan LoA (Letter of Acceptance). Jika sudah mendapatkannya dan sesuai kualifikasi, barulah Neso bisa memproses beasiswanya.

Adapun kualifikasi untuk mendapatkan beasiswa StuNed adalah IPK minimal 3 dan IELTS minimal 6 untuk program Master dan IPK minimal 2,75 dan IELTS minimal 5,5 untuk program Kursus Singkat. Untuk IELTS, harus berlaku selama dua tahun semenjak dikeluarkan nilanya.

Batas waktu pendaftaran untuk program Master adalah 15 Maret 2015, sementara untuk Kursus Singkat akan ditutup pada 1 Maret 2015. Untuk info lebih lanjut pelamar bisa mendapatkannya di studidibelanda.com atau ke www.nesoindonesia.or.id.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cerita Novika, Alumnus UGM Jadi Penyuluh Pertanian di Daerah 3T

Cerita Novika, Alumnus UGM Jadi Penyuluh Pertanian di Daerah 3T

Edu
Kisah Pak Theo, Guru yang Mengajar Anak Suku Moskona di Teluk Bintuni, Papua Barat

Kisah Pak Theo, Guru yang Mengajar Anak Suku Moskona di Teluk Bintuni, Papua Barat

Edu
Profil Wamildan Tsani Panjaitan, Dirut Baru Garuda yang Lulusan Tanus  dan AAU

Profil Wamildan Tsani Panjaitan, Dirut Baru Garuda yang Lulusan Tanus dan AAU

Edu
BRIN Beri Beasiswa Program Degree By Research bagi S2-S3, Ada Bantuan UKT dan Riset

BRIN Beri Beasiswa Program Degree By Research bagi S2-S3, Ada Bantuan UKT dan Riset

Edu
Ubah Wajah Industri Jamu, Irwan Hidayat Raih Gelar Honoris Causa dari Unnes

Ubah Wajah Industri Jamu, Irwan Hidayat Raih Gelar Honoris Causa dari Unnes

Edu
“Pangan Kasih dari Hati ke Rasa”, Gerakan Solidaritas Orang Muda untuk Akses Pangan

“Pangan Kasih dari Hati ke Rasa”, Gerakan Solidaritas Orang Muda untuk Akses Pangan

Edu
Inovasi Siswa SMAN 8 Purworejo, Bikin Lampu Otomatis hingga Buka Pintu dengan KTP

Inovasi Siswa SMAN 8 Purworejo, Bikin Lampu Otomatis hingga Buka Pintu dengan KTP

Edu
Perkuat Pendidikan Indonesia, Yasbil Luncurkan 'Beasiswa Anak Teladan Indonesia 2025'

Perkuat Pendidikan Indonesia, Yasbil Luncurkan "Beasiswa Anak Teladan Indonesia 2025"

Edu
Tips Tembus Publikasi di Jurnal Bereputasi ala Pakar dari Ural Federal University, Rusia

Tips Tembus Publikasi di Jurnal Bereputasi ala Pakar dari Ural Federal University, Rusia

Edu
Kisah Prof. Rainiyati, 12 Tahun Rampungkan Usaha Jadi Guru Besar Unja

Kisah Prof. Rainiyati, 12 Tahun Rampungkan Usaha Jadi Guru Besar Unja

Edu
Cerita Alumni Telkom University, Ikut Desain Mobil Kepresidenan MV3 Garuda

Cerita Alumni Telkom University, Ikut Desain Mobil Kepresidenan MV3 Garuda

Edu
Perkuat “Growth Mindset”, 516 Beswan Djarum Diharapkan Temukan Potensi Diri

Perkuat “Growth Mindset”, 516 Beswan Djarum Diharapkan Temukan Potensi Diri

Edu
Mendikdasmen Ingin Ada Pramuka Bhayangkara di Sekolah, Apa Itu?

Mendikdasmen Ingin Ada Pramuka Bhayangkara di Sekolah, Apa Itu?

Edu
Tangguhkan Gelar Doktor Bahlil, UI Akui Harus Lakukan Perbaikan Internal

Tangguhkan Gelar Doktor Bahlil, UI Akui Harus Lakukan Perbaikan Internal

Edu
Cerita 2 Profesor Perempuan Unej, Susul Suami Jadi Guru Besar di Fakultas yang Sama

Cerita 2 Profesor Perempuan Unej, Susul Suami Jadi Guru Besar di Fakultas yang Sama

Edu
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau