Guru Olahraga di Bandung Dukung Penghentian Kurikulum 2013

Kompas.com - 18/12/2014, 12:39 WIB
Kontributor Bandung, Reni Susanti

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com – Forum Komunikasi Keluarga Guru Olahraga (FKKGO) Kota Bandung sepakat mendukung langkah Pemerintah untuk menghentikan sementara penerapan kurikulum 2013. Sebab hingga kini, guru belum siap mengaplikasikannya di lapangan.

“Kami setuju kurikulum 2013 dihentikan sementara. Karena terus terang saja, kami masih bingung dalam menjalankannya. Guru belum siap,” ujar Ketua FKKGO Kota Bandung, Ansori di Bandung, Kamis (18/12/2014).

Ansori menjelaskan, ada beberapa hal dalam kurikulum 2013 yang selama ini kerap membuat pusing. Seperti format penilaian siswa. Dalam Kurikulum 2013, hasil belajar siswa dibedakan menjadi empat kelompok. Yaitu hasil belajar berupa sikap spiritual, hasil belajar berupa sikap sosial, hasil belajar berupa pengetahuan, dan hasil belajar berupa keterampilan.

Hasil belajar tersebut diolah ke dalam suatu format yang kerap membingungkan guru. Karena, formatnya tidak tersedia. “Kurikulum 2013 juga menuntut gurunya bisa IT (teknologi informasi), padahal tidak semua guru memiliki kemampuan itu. Saya sebagai guru olahraga saja bingung ngisinya, tidak terbayang guru yang ada di dalam kelas,” ucap Ansori.

Ansori menilai, penerapan Kurikulum 2013 tergesar-gesa. Karena ia dan sejumlah guru merasa, persiapan yang diberikan pemerintah masih minim. Seperti beberapa waktu lalu, dia mengikuti pelatihan Kurikulum 2013 yang diberikan dinas setempat. Namun, pelatihan yang diberikan hanya kulit luarnya dari kurikulum baru tersebut.

Selain itu, ia menyayangkan, pemberi materi pelatihan merupakan sesama guru SD. Padahal ia berharap, ada seseorang yang sangat ahli dalam bidang kurikulum yang mendampingi pemateri. Sehingga peserta pelatihan bisa lebih memahami hingga ke tataran teknis.

“Karenanya, saya dan puluhan anggota FKKGO setuju Kurikulum 2013 dihentikan sementara. Kurikulum 2013 itu bagus, tapi kalau gurunya tidak siap, bagaimana nasib peserta didik? Sebaiknya kita benar-benar siap dulu, baru menjalankan kurikulum baru tersebut,” kata dia.

Ansori mengaku, persoalan ini tak hanya dialami olehnya atau guru olahraga di Kota Bandung. Ia yakin, persoalan yang sama dialami hampir seluruh guru, terutama guru yang ada di pedesaan. “Di Kota Bandung saja seperti ini, bagaimana yang di pedesaan,” tutup dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau