Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perlu Belajar dari Belanda, Negara yang "Tak Ada Apa-apanya"?

Kompas.com - 05/03/2015, 02:46 WIB
Latief

Penulis

"Beritahu kapan saya bisa menghubungi kamu agar saya bisa membantu masalah kamu," kata Indy, menuturkan cerita si mahasiswa.

Pengalaman tersebut rupanya juga dialami oleh Erika H Wijaya, mahasiswa double degree di HIS Erasmus Universiteit. Dia mengaku lebih enak kuliah dengan cara yang diberikan para dosen di kampus ini dibanding di Indonesia.

"Dosen di sini sangat cepat membalas email dan tak susah dikontak. Kita tidak disuapi terus dengan teori-teori di kelas, tapi malah lebih banyak berdiskusi. Kami diberikan jurnal ini dan itu yang jumlahnya banyak, lalu kami belajar sendiri. Sisanya kami berdiskusi dengan teman dan dosen," ujar mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) yang akrab disapa Erik itu.

Menurut dia, dosen-dosen di kampusnya ini sangat terbuka. Mereka tak sungkan untuk berbagi hasil penelitiannya kepada mahasiswa dan memperkenalkan proyek yang sedang dikerjakan dan membahas dengan mahasiswanya.

"Afiliasi mereka ke lembaga-lembaga internasional, aksesnya luas sekali. Kami diberi banyak literature dan tinggal memilih yang kita butuhkan karena saking banyaknya," ujarnya.

Pionir

Orang-orang Belanda terkenal dengan open minded people. Di bidang pendidikan, Negara ini terbuka untuk mereka yang punya ide–ide inovatif sehingga metode pengajarannya sangat memberi ruang luas untuk menerapkan ide-ide inovatif itu.

Tak heran, ciri khas orang Belanda adalah selalu bisa memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara optimal. Sebagian besar negara ini berbatasan dengan laut dan wilayah dalamnya memiliki banyak jalur air dan danau. Tapi, orang Belanda bisa memanfaatkan situasi “kurang beruntung” itu dengan baik melalui reklamasi tanah dari air.

Cornelis Lely adalah contoh sukses mereklamasi sebagian besar wilayah Zuiderzee menjadi lahan kering. Bahkan, lahan kering terbesar di Negara itu, yaitu Flevoland, sekarang ditempati oleh sekitar 400.000 orang.

Saat ini Belanda menerapkan teknik serupa yang digunakan di Abu Dhabi untuk menciptakan pulau buatan di pesisir pantainya. Mereka juga membantu membangun tanggul yang kokoh di New Orleans.

Tak dimungkiri, Belanda sudah membuktikan diri menjadi pionir bermanfaat bagi sains dan pendidikan sebab terbukti banyak ilmuwannya menemukan hal-hal baru di dunia. Banyak pemenang Nobel di bidang fisika, kimia, ekonomi dan kedokteran lahir di Negeri Kincir Angin ini.

Ya, Belanda, Negara kecil yang “serba kekurangan” dibandingkan Indonesia itu, telah sangat sukses keluar dari segala kekurangannya. Dengan kemampuannya, mereka seolah tak mau disebut kecil dan lemah di panggung internasional, dan itu sudah mereka buktikan.

Seperti kata legenda sepakbola dunia asal Belanda, Johan Cruyff, "Every disadvantage has its advantage". Setiap kelemahan ada keuntungannya sendiri, ada kelebihan yang bisa dicapai. Apakah kita bisa seperti Belanda? 

Baca juga: "Kebangetan" Kalau Tak Mengambil Beasiswa ke Belanda Ini!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com