PEKANBARU, KOMPAS.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan menggelar telekonferensi dengan seluruh kepala Dinas Pendidikan di Provinsi Riau untuk membahas libur sekolah akibat darurat asap.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Riau, Kamsol mengatakan, rapat jarak jauh bersama Mendikbud digelar di kantor Disdik Riau di Pekanbaru yang diikuti oleh seluruh kepala Dinas Pendidikan dari 12 kabupaten/kota. Dalam rapat tersebut, Kamsol menjelaskan bahwa dampak asap membuat seluruh sekolah di Riau diliburkan sejak Senin (14/9/2015).
"Setelah Pelaksana Tugas Gubernur Riau menyatakan status darurat pencemaran udara karena asap kebakaran, semua sekolah diliburkan mulai dari tingkatan PAUD hingga SMA termasuk juga seluruh sekolah agama," kata Kamsol di Pekanbaru, Selasa (15/9/2015).
Ia mengatakan Mendikbud menginstruksikan setiap akhir pekan keputusan meliburkan sekolah harus dievaluasi, mulai dari tingkat sekolah hingga di Dinas Pendidikan. Menurut dia, Anies Baswedan prihatin dengan kondisi asap di Riau dan meminta libur sekolah tidak membuat siswa Riau tertinggal dalam mata pelajaran.
"Seluruh guru, wali kelas harus memberikan beban tugas yang dibagikan kepada siswa setiap hari meski sekolah diliburkan. Kemudian kepala sekolah harus rutin melakukan evaluasi," kata Kamsol.
"Jadi apabila sekolah pulang normal jam satu siang, akan ditambah jam belajarnya misalkan selama satu jam sehingga siswa pulang pada pukul jam dua siang. Dengan catatan, tidak menggunakan hari libur supaya tidak menambah beban siswa," ucapnya.
Kamsol menambahkan, pihaknya akan meminta dispensasi kepada Mendikbud bagi siswa Riau untuk menghadapi Ujian Nasional (UN) tahun depan. Hal ini terkait kondisi siswa Riau yang diliburkan karena dikhawatirkan akan mempengaruhi persiapan UN.
"Saya akan mengirimkan surat ke Mendikbud RI agar ada kebijakan khusus untuk menyesuaikan waktu UN khusus untuk siswa Riau. Kondisi ini disebabkan dampak asap, bukan karena disengaja sehingga perlu ada kebijakan khusus agar siswa Riau benar-benar mendapat dispensasi mengejar ketertinggalan pelajaran," kata Kamsol.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.