Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Becerminlah… Penyandang Disabilitas Ini Sukses Bangun Bisnis dari Nol!

Kompas.com - 19/09/2015, 16:31 WIB
Adhis Anggiany Putri S,
M Latief

Tim Redaksi

KOMPAS.com — Kelainan pada otot kaki dan panggul akibat penyakit becker muscular dystrophy membuat Habibie Afsyah harus rela duduk di kursi roda sejak kecil. Namun, semangatnya tak pernah patah akibat penyakit bawaan lahir tersebut.

Duduk di kursi dan berkutat di dalam kamar membuatnya jadi hobi bermain game di komputer. Karena hobinya itu, selepas SMA, Habibie mengikuti kursus komputer.

Lalu, pada 2007, lelaki kelahiran 1988 ini mulai menggeluti bisnis online. Awalnya, Habibie baru bisa menghasilkan 120 dollar AS atau sekitar Rp 1,7 juta per bulan. Sekarang, omzetnya melesat menyentuh angka Rp 10 juta per bulan.

Tak hanya itu, situs penjualan properti garapannya, rumah101.com, berhasil membuat investor menyuntikkan dana senilai Rp 80 juta.

"Jadi, aku pikir dunia yang bisa digeluti juga oleh disabilitas, yaitu pemasaran lewat internet," ucap Habibie seperti dikutip Kompas.com.

Berbeda dengan Habibie, Catur Bambang lebih melirik bisnis modifikasi motor khusus penyandang disabilitas. Ide itu dipicu setelah kedua kakinya terpaksa diamputasi lantaran kecelakaan kerja.

Catur menceritakan, saat membuka usaha perbaikan alat elektronik pada 1999, dia kesulitan mencapai tempat usaha. Ia sering kali ditolak naik angkutan umum. Kerap hingga berjam-jam waktunya habis hanya untuk menunggu angkutan yang sudi mengangkutnya.

"Pokoknya saya mau mandiri karena sudah capek ditolak naik angkutan," tutur Catur kepada Kontan.

Kini, Catur membuka bengkel bernama Modifikasi Motor Roda Tiga khusus bagi konsumen penyandang disabilitas seperti dirinya. Setidaknya, sudah 100 unit sepeda motor ia modifikasi. Tak hanya aman dikendarai, ketika mendesain konstruksinya, Catur memastikan produk tersebut sesuai kebutuhan pengguna.

"Karena sesama penyandang disabilitas, saya jadi lebih paham kebutuhan dan harapan konsumen," katanya.

Berdayakan kaum disabilitas

Kekurangan fisik bukan penghalang mengembangkan kreativitas untuk menghasilkan produk berkualitas. Beberapa di antara mereka bahkan mampu mengembangkan jaringan bisnis dengan perusahaan-perusahaan ternama.

Sebutlah Maryono, contohnya. Awalnya, ayah tiga anak ini tekun menggeluti bisnis percetakan dan pemasok alat tulis. Kemudian, pada 2002, perkenalannya dengan Muzakir, salah satu staf bagian purchasing PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), membuka kesempatan menjadi salah satu pemasok kebutuhan packing.

"Tahu-tahu dia (Muzakir), cari saya dan tanya, 'Bapak bisa bikin begini enggak. Saya jawab, 'bisa.' Saya kan kerjanya memang (bidang) karton dan kertas," tutur Maryono kepada Kompas.com, Selasa (15/9/2015).

Setelah lulus evaluasi standar kualitas, di tempat kerja seluas 6 x 7 meter, Maryono dan delapan karyawan disabilitas lainnya memproduksi keperluan packaging untuk produk ekspor TMMIN.

"Alhamdulillah sampai sekarang nggak ada komplain. Tahun 2014 kita malah berhasil mendapatkan apresiasi khusus dari manajemen TMMIN," tuturnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com