Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Tanamera", Kisah Lion King versi Anak-anak Bona Vista

Kompas.com - 09/10/2015, 10:29 WIB
Latief

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sah saja menginterpretasikan sebuah karya seni, terutama drama, dengan karya baru yang sedikit "lari" dari orisinalitasnya. Yang terpenting adalah proses kreativitasnya sangat alami, apalagi jika dilakukan oleh anak-anak usia sekolah.

Itulah yang dilakukan oleh para pelajar Singapore School Bona Vista, Lebak Bulus, Jakarta, dalam mementaskan 'Lion King' lewat versi mereka; 'Tanamera'. Kisah tersebut dibungkus dengan gaya Broadway yang tetap mengandung khas Indonesia.

"Ini adalah acara yang membawa komunitas sekolah kami secara bersama-sama merayakan seni dan semangat kreativitas kami di sekolah," ujar Carole Dugast dari Singapore School Bona Vista, Jumat (9/10/2015), terkait meriahnya sambutan pentas tersebut.

Lewat pentas ini para siswa akan menampilkan bukan hanya kemampuan akting, melainkan juga menyanyi dan menari. Digelar pada Senin (5/10/2015) lalu di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, drama kolosal tersebut dipentaskan oleh lebih dari 200 siswa sekolah tersebut.

"Kami berharap pentas ini membantu mereka mewujudkan impian mereka setelah mempersiapkannya selama beberapa bulan," kata Calore.

Dendam 

Tersebutlah Bima, seorang raja yang memerintah secara adil dan bijaksana. Bima memiliki seorang putra bernama Arya. Sejak kecil, ia dipersiapkan oleh sang ayah untuk menjadi penggantinya, yaitu menjadi raja.

Cerita mulai menarik ketika muncul Budi. Tak lain, ia adalah adik Bima. Budi merasa dialah yang kelak seharusnya menjadi raja, jauh sebelum Arya lahir ke dunia.

Emosi penonton yang terdiri dari dari para orang tua dan anak-anak mulai dimainkan. Budi berusaha mencari cara membalas dendam dan merebut tahta kerajaan dari saudaranya itu.

Budi berhasil. Ia mengasingkan Arya dan lantas mengambil alih tampuk raja.

Dalam pengasingannya, Arya sadar bahwa dirinya tengah memulai perjalanan baru dalam hidupnya. Ia memahami, bahwa semuanya yang terjadi saat itu saling berhubungan. Namun, satu hal tak bisa dia elakkan adalah tidak bisa selalu lari dari masalah. Semua harus ia hadapi.

"Kami bangga anak-anak bisa bermain bagus dan menghibur penonton. Pesan dari drama ini untuk anak-anak adalah kita bisa belajar sebagai bagian dari lingkaran kehidupan," ujar Calore. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com