KOMPAS.com - Studeren in Nederland (StuNed) kembali membuka peluang pendaftaran beasiswa untuk pelajar Indonesia untuk periode tahun ajaran 2016. StuNed sendiri merupakan program beasiswa yang menjadi bagian dari kerja sama bilateral pemerintah Belanda dan Indonesia.
Melalui program ini, pemerintah Belanda telah menggelontorkan dana sebesar 30 juta euro atau setara dengan Rp 400 miliar selama tahun 2010 sampai 2015. Sejak diluncurkan 16 tahun lalu, ada lebih dari 4.000 pelajar Indonesia yang mendapat kesempatan berangkat belajar di Negeri Kincir Angin.
"Tahun ini kesempatan terbuka lebih besar karena kami juga bekerja sama dengan beberapa lembaga beasiswa Indonesia," kata Mervin Baker, Direktur Nuffic Neso Indonesia, pada "Holland Scholarship Day", Sabtu (16/01/2016) di Erasmus Huis, Kedutaan Besar Belanda, Jakarta.
Mervin juga mengatakan bahwa Indonesia sendiri sudah tidak lagi dianggap negara berkembang, terlebih melihat peran Tanah Air dalam forum G20. Maka itu, bentuk pendanaan tidak bisa lagi sekadar sumbangan, tetapi join financing.
"Kami terus mencari berbagai kemungkinan kerja sama untuk menggabungkan program beasiswa. Misalnya, StuNed bergabung dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) memberikan beasiswa bidang pembelajaran cyber security yang berhubungan dengan kemajuan Indonesia," kata Mervin.
Fresh graduate
Jika sebelumnya dikhususkan bagi lulusan sarjana dengan pengalaman kerja, tahun ini StuNed dbuka untuk sarjana baru. Mahasiswa semester akhir S-1 dapat langsung mempersiapkan tujuan Master-nya sambil menunggu kelulusan.
"Pada periode ini juga. Kami tidak hanya mempertimbangkan sisi akademis, tetapi juga non-akademis. Kami menantang pelajar Indonesia untuk menggali potensi mereka, mulai dari penghargaan yang pernah didapatkan sampai rencana aplikasi pendidikan dalam jangka panjang," kata Mervin.
Keistimewaan tersebut terkait dengan kerangka kerja sama bilateral yang tercantum dalam Multi-Annual Policy Framework 2014-2017. Dalam perjanjian ini disebutkan juga lima bidang yang diprioritaskan serta dianggap potensial, yaitu keamanan dan penegakan hukum, air, agro pangan dan hortikultura, transportasi dan logistik, serta sektor medis.
"Selain itu, pelajar Indonesia harus mempersiapkan beberapa persyaratan administratif untuk dapat diterima, seperti bukti ijazah, nilai Bahasa Inggris, dan surat penerimaan dari universitas tujuan," ujar Mervin.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.