Jangan Salah Pilih... Pahami Sistem Pendidikan Sesuai Potensi Anak!

Kompas.com - 21/01/2016, 11:50 WIB
Latief

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Euforia hadirnya sekolah "berkelas internasional" makin kuat di Tanah Air. Saat ini semakin banyak bermunculan sekolah yang menawarkan sistem pendidikan berkualitas atau berstandar internasional di Indonesia.

Dengan embel-embel internasional itu, beberapa sekolah menambahkan kurikulum tertentu yang khas di luar kurikulum nasional. Sekolah-sekolah tersebut menerapkan proses pembelajaran dengan ciri khas masing-masing.

Menurut praktisi pendidikan Bambang Irianto, hal yang perlu disadari orangtua adalah bukan hanya mencari sekolah yang baik. Hal utama untuk diingat adalah cara sekolah tersebut memberikan pendidikan sesuai potensi anak berdasarkan sistem pendidikan yang ditawarkannya.

"Perjalanan pendidikan adalah perencanaan menyeluruh dan berkesinambungan atas tahapan pendidikan yang akan dilalui anak, mulai dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi," ujar Bambang, Rabu (19/1/2016).

Menurut dia, merencanakan perjalanan pendidikan sejak dini akan membantu orang tua mengarahkan anaknya mendapatkan pengalaman belajar yang lebih efektif. Dengan begitu, orang tua dapat memberikan manfaat jangka panjang lebih optimal pada anak.

"Salah satunya kesempatan lebih besar untuk pilihan karir yang baik. Karena itu, untuk memahami dan merencanakan perjalanan pendidikan  penting bagi orang tua, terlebih dahulu harus dipahami keunikan sistem pendidikan di Indonesia saat ini," katanya.

Saat ini, secara umum di Indonesia berkembang empat sistem pendidikan yang diakui dan telah diterapkan. Setiap sistem pendidikan dengan karakteristik dan cara pengajaran masing-masing itu akan menghasilkan generasi penerus dengan potensi yang berbeda, yaitu:

M LATIEF/KOMPAS.com Saat ini, secara umum di Indonesia berkembang empat sistem pendidikan yang diakui dan telah diterapkan. Setiap sistem pendidikan dengan karakteristik dan cara pengajaran masing-masing itu akan menghasilkan generasi penerus dengan potensi yang berbeda.
1. Sistem UK – Cambridge

Britania Raya atauInggris merupakan rumah bagi beberapa perguruan tertua di dunia, antara lain Cambridge (1209) dan Oxford (1096). Tak heran, Inggris memiliki sistem pendidikan yang paling mengakar di dunia.

Sejak 1880 Inggris memberlakukan program wajib belajar untuk anak usia 5 hingga 10 tahun. Pada 2013 sistem pendidikan di negara ini Inggris kemudian menambah batas usia wajib belajar hingga usia 18 tahun.

Sistem tersebut dinilai telah memenuhi kebutuhan pendidikan anak dari usia 6 hingga 18 tahun atau sejak tingkat dasar hingga universitas. Sistem pendidikan berdurasi 16 tahun ini memiliki penekanan pada penguasaan materi mata pelajaran dan keahlian sebagai fokus utama serta pengakuan kualifikasi ternama termasuk sertifikasi PSLE, O level, dan A level. Ketiganya diakui secara internasional di semua sekolah dan perusahaan terkait.

2. Sistem Eropa – International Baccalaureate (IB)

International Baccalaureate (IB) merupakan rangkaian sistem pendidikan yang dapat memenuhi kebutuhan pendidikan anak sejak usia 3 hingga 19 tahun. Sistem pendidikan ini mengaplikasikan kurikulum secara luas dan mendorong penguasaan materi yang seimbang, termasuk pemusatan pembelajaran pada siswa dan penekanan pada konteks global.

Sistem ini juga merangsang siswa menjadi pembelajar sepanjang hayat dengan memiliki antusiasme belajar dan empati yang tinggi. Sebuah riset skala global mencatat bahwa sekolah-sekolah IB dinilai paling efektif untuk mengembangkan para lulusan secara matang dengan adanya kombinasi sumber daya kurikulum di luar yang disediakan oleh IB.

Manoharan Karthigasu, salah satu praktisi pendidikan di Indonesia yang memiliki pemahaman mendalam mengenai sistem pendidikan International Baccalaureate (IB), mengatakan bahwa sistem pendidikan ini bertujuan untuk mengembangkan siswa dengan tingkat pengetahuan luas. Dalam hal ini siswa yang berkembang baik secara fisik, intelektual, emotional dan etika.

"Program ini juga bertujuan untuk meningkatkan motivasi, percaya diri serta mendidik siswa untuk berani mengemukakan pendapatnya. Pada sistem ini, siswa didorong untuk dapat mengaplikasikan apa yang mereka pelajari dengan apa yang terjadi di lingkungan sekitar. Hal ini membuat sistem belajar mengajar lebih kontekstual dan secara pribadi bermakna bagi anak," kata Manoharan.

Manorahan menambahkan, sistem ini siswa juga diajarkan untuk menelaah isu-isu yang berkembang dan bagaimana isu tersebut memberikan dampak kepada dunia. Tak hanya itu. Siswa juga belajar memahami bagaimana isu tersebut dapat berkaitan satu sama lain; memungkinkan siswa untuk mengembangkan pola pikir dan perspektif secara global.

3. Sistem Amerika

Kurikulum yang ditekankan pada sistem pendidikan ini adalah pada pembelajaran kontekstual melalui kemampuan problem solving dan fokus pada Science, Technology, Engineering, Art dan Math (STEAM). Penekanan yang digunakan bervariasi dan memiliki beragam kesamaan dalam hal pendekatan luas pada gaya belajar dan penguasaan materi.

Sistem Amerika dapat memenuhi kebutuhan pendidikan para siswanya sejak usia 3 sampai 18 tahun, yang dinilai sebagai saat yang tepat terjadinya pengembangan pengetahuan, kognitif dan sosial yang seimbang. Selain itu, melalui sebuah jalur inovatif, siswa dapat mempersingkat total durasi belajar menjadi hanya 14 tahun.
 
4. Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia

Indonesia memiliki sistem nasional pendidikan tersendiri yang menerapkan wajib belajar 12 tahun, yaitu 9 tahun pendidikan dasar meliputi 6 tahun di sekolah dasar, dan 3 tahun di Sekolah Menengah Pertama, serta 3 tahun di Sekolah Menengah Atas.

Sistem pendidikan yang berada di bawah pengawasan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ini mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap, yang berarti aspek intelektual, spiritual, dan personal bagi anak akan menjadi perhatian.. Namun, sejak dua dekade terakhir sekolah nasional yang mengadopsi juga kurikulum lain seperti Cambridge dan lainnya.

Tantangan global

Kini, seiring era globalisasi, pelajar Indonesia dihadapkan pada kondisi harus mampu bersaing secara internasional. Sebagai pengingat, Indonesia saat ini menduduki posisi terakhir dari 40 negara yang dinilai dalam hal pencapaian pendidikan menurut Laporan The Learning Curve Pearson 2014.

Selain itu, Indonesia menduduki peringkat ke-64 dari 65 negara pada peringkat pendidikan global PISA dalam hal matematika, sains dan membaca. Untuk menjawab tantangan itu, sudah saatnya generasi muda Indonesia dibekali sistem pendidikan yang sesuai guna membentuk mereka menjadi generasi yang siap kerja dan menghadapi tantangan global tersebut.

"Pilihan layanan pendidikan ini akan memberikan pengaruh yang baik pada orang tua untuk menentukan mana yang sesuai dengan potensi anak-anaknya. Karena pilihan itu akan memastikan perjalanan pendidikan yang ditempuh dan berdampak maksimal," kata Bambang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau