Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekolahkan Anak ke Luar Negeri, Catat Strateginya!

Kompas.com - 22/01/2016, 06:42 WIB
Sri Noviyanti

Penulis

KOMPAS.com – Sudah mahal, biaya sekolah anak di luar negeri pun sekarang direcoki ketidakpastian kurs saat ekonomi dunia gonjang-ganjing. Belum lagi soal mekanisme pengiriman uangnya.

Selain biaya, orangtua juga perlu menimbang matang sejumlah hal agar tak menahan langkah anak melanjutkan sekolah di luar negeri. Strategi pun harus disiapkan sejak awal.

Berikut ini sederet persiapan dan strategi itu:

Bidang yang diambil

Pertimbangan pertama adalah bidang atau jurusan yang akan diambil oleh anak nantinya. Memasuki era yang serba cepat ini, pilihan jurusan erat kaitannya dengan kelancaran pendidikan maupun peluang karier pada masa depan.

Tak jarang orangtua dan anak berpikir terbalik saat menentukan pilihan program studi. Mereka biasanya melihat dan menimbang universitas mana yang diinginkan. Padahal, pilihan yang baik berawal dari jurusan yang akan diambil.

Untuk memilih jurusan yang tepat, Anda dan anak bisa memulai riset tentang program studi dan universitas unggulan mana saja yang memiliki jurusan tersebut. Kini, ada banyak lembaga riset yang mengeluarkan data universitas unggulan.

Data itu bisa diunduh langsung melalui internet. Setelah riset, sebaiknya gali pula informasi langsung melalui beragam pameran pendidikan atau jejaring alumnus sekolah tujuan.

Kebutuhan anak

Pertimbangan berikutnya adalah perkiraan kebutuhan anak. Sarana dan prasarana di sana harus dicatat rinci agar segala kebutuhannya bisa diperkirakan sejak awal.

Jika Anda belum berpengalaman mengurus berbagai kebutuhan yang diperlukan, menggunakan jasa konsultan pendidikan bisa menjadi alternatif. Biasanya, jasa konsultasi seperti itu gratis karena  sudah ada jalinan kerja sama dengan pihak perguruan tinggi di luar negeri.

Thinkstock Ilustrasi pengiriman uang

Jasa konsultasi akan mencakup rekomendasi jurusan, universitas, dan saran mengenai dokumen-dokumen  yang dibutuhkan termasuk paspor, visa pelajar, dan syarat lain hingga masa orientasi kampus. Tak ketinggalan, informasi tentang pengurusan tiket, tempat tinggal, dan urusan penjemputan di bandara tujuan.

Selain kebutuhan di atas, orangtua perlu mempertimbangkan alat-alat penunjang pendidikan yang harus di bawa anak dari sini. Peralatan belajar seperti laptop dan alat tulis, misalnya.

Selain itu, perlengkapan harian seperti peranti elektronik cadangan hingga pakaian sehari-hari harus menjadi perhatian. Ingat, pikirkan kesesuaian pakaian yang dibawa anak dengan musim di negara tempat ia hendak bersekolah.

Informasi biaya

Pertimbangan yang tak kalah penting adalah informasi biaya pendidikan. Situs web universitas luar negeri biasanya memuat informasi itu. Bahkan, tak jarang tercakup pula seluruh biaya hidup seperti tempat tinggal, harga makanan, dan kebutuhan lain di sekitar kampus tersebut.

Yang harus diingat, seperti halnya di Indonesia, biaya pendidikan di luar negeri pun tak tertutup kemungkinan naik dari tahun ke tahun. Tentu saja, hal ini harus diantisipasi jauh-jauh hari sejak rencana menyekolahkan anak ke luar negeri tercetus.

Perencanaan mesti pula memasukkan sejumlah komponen tambahan terkait perbedaan kurs dan tingkat kemahalan. (Baca juga: Temani Anak dengan Remitansi)

Penghematan

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi biaya hidup anak yang bersekolah di luar negeri. Gaya hidup hemat seperti memasak sendiri, belanja kebutuhan di pasar konvensional, serta mengurangi kebutuhan listrik dan telepon harus mulai dibiasakan dari sekarang.

Biaya transportasi juga bisa dihemat dengan membuat kartu langganan transportasi bila anak berencana menggunakan kendaraan umum selama tinggal di negara bersangkutan. Penghematan-penghematan kecil semacam itu bisa berarti besar bila nilainya diakumulasi.

Khusus biaya kuliah, tak banyak yang bisa dilakukan sebagai alternatif penghematan. Tiap kampus memiliki patokan sendiri soal besaran biaya yang harus dilunasi. Selain mendapat beasiswa, pengurangan biaya kuliah hanya bisa disiasati dengan memperhatikan lokasi kampus berada.

Misalnya, biaya hidup di kampus yang berada di kota metropolitan akan lebih tinggi dibanding kota-kota kecil, begitu juga dengan pilihan universitas swasta dibanding universitas negeri. Namun, ada beberapa kampus yang menawarkan insentif, seperti diskon khusus bagi anak alumnus.

Sesuai dengan budget

Meski bagaimanapun, penyesuaian budget perlu dilakukan. Biaya menyekolahkan anak di luar negeri relatif mahal. Untuk itu, komparasikan biaya melalui aneka informasi yang didapat.

Namun, tunggu dulu. Tantangan belum usai. Masih ada persoalan gonjang-ganjing kurs yang harus diantisipasi agar tenang menyekolahkan anak di luar negeri. Jangan sampai semua hitungan saat perencanaan meleset  gara-gara acuan kurs yang dipakai dan pilihan transaksi pengiriman tak tepat.

Thinkstock Ilustrasi sekolah di luar negeri

Informasi dari situs web universitas menggunakan mata uang asing (valas). Maka dari itu, kurs wajib menjadi perhatian, termasuk rujukan untuk menghitung konversi ke denominasi rupiah dan cara pengirimannya.

Melalui e-Rate dan e-Banking dari PT Bank Central Asia Tbk (BCA), misalnya, orangtua dapat tenang menghitung budget maupun mengirimkan dana untuk anak bersekolah di luar negeri. Dengan acuan kurs real time yang akurat, orangtua tak perlu lagi pergi ke money changer atau cabang bank untuk menghitung konversi nilai mata uang.

Adapun pengiriman dana bisa dilakukan lewat layanan e-Banking yang otomatis mengacu pada kurs real-time itu. Transaksi pengiriman valas dapat dilakukan melalui layanan dengan jaringan internet, seperti KlikBCA Bisnis, Mobile dan SMS Banking, serta jaringan ATM/ANT/ATM star BCA.

Fasilitasi kebutuhan pengiriman dana lintas negara semakin praktis karena tersedia dalam 14 mata uang asing—baik untuk transaksi valuta maupun transfer biasa—khusus lewat KlikBCA Bisnis. Informasi lebih lanjut klik di sini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com