Lulusan S-2 seperti Apa yang Laku di Era Digital?

Kompas.com - 02/02/2016, 06:13 WIB
Adhis Anggiany Putri S

Penulis


KOMPAS.com
– Anggaplah saat ini Anda sedang menunggu giliran sesi wawancara sebagai salah satu tahapan masuk perusahaan incaran. Membaca kualifikasi posisi yang dibidik, salah satu syarat utamanya adalah harus bergelar magister.

Lega melihat hal itu, karena ijazah S-2 sudah di tangan. Rasanya, tak sia-sia perjuangan Anda menyelesaikan tesis tepat waktu.

Namun, tunggulah dulu, jangan segera merasa puas. Ingat, Anda bukan satu-satunya lulusan S-2 yang melamar posisi tersebut.

Ya, masih ada puluhan atau bahkan ratusan pelamar S-2 lain yang juga bersaing memperebutkan satu kursi yang Anda incar. Lalu, apa yang harus Anda miliki agar unggul dibanding pesaing lainnya?

"Perusahaan itu selalu berkaitan dengan banyak pihak, misalnya stakeholder, konsumen, pemerintah, supplier, dan sebagainya. Di sini, mereka (para lulusan S-2) harus bisa mengintegrasikan knowledge-nya," kata Head of Graduate Program in Information System Management Binus, Harisno, Jumat (22/1/2015) di Kampus Anggrek, Jakarta.

Menurut Harisno, kepentingan berbagai pihak itu, jika difusikan, bisa menjadi kekuatan untuk memenangkan persaingan bisnis dan menjadi senjata Anda.

"Mereka harus bisa menganalisa kebutuhan sumber daya manusia, teknologi, juga informasi apa saja yang diperlukan untuk memenangkan bisnis," ujarnya.

Memang, lanjut Harisno, dunia kini semakin digital sehingga arus informasi tak lagi berbatas jarak dan waktu. Penggunaan teknologi dan informasi pun bukan lagi opsi, melainkan "wajib hukumnya".

Saat merancang bisnis, Harisno mencontohkan, pendekatan yang digunakan tidak cukup hanya berbasis comparative advantage. Keunggulan komparatif didapat, jika perusahaan mampu memproduksi barang atau jasa lebih banyak dengan biaya lebih murah.

"Tapi harus mulai menggunakan competitive advantage dengan memasukkan teknologi sistem informasi di dalam rancangan bisnisnya," tutur Harisno.

Keunggulan kompetitif diperoleh, jika perusahaan mampu mengelola sumber dayanya hingga mereka memiliki kinerja lebih tinggi dibanding perusahaan lain. Dia meyakini hal ini bisa dicapai dengan mengaplikasikan sistem informasi di dalam perusahaan.

"Jadi, jangan cepat puas. Tren teknologi itu terus berkembang, kita harus tahu pada posisi mana kita wajib berinovasi lagi. What kind of technology should be updated or implemented, inilah yang disebut continuous improvement," ucapnya.

Pola pikir dan komunikasi

Perbedaan signifikan dalam pembelajaran di tingkat S-2, dibandingkan S-1, adalah mahasiswa diasah untuk mampu berpikir secara holistik. Di kelas mereka diarahkan berpikir, menganalisis, dan menyintesiskan suatu permasalahan secara integral.

"Jangan dipikir permasalahan itu hanya diselesaikan dari satu sudut pandang," ucap Head of Graduate Program Information Tehnology Binus, Suharjito, Jumat (22/1/2015).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau