KOMPAS.com – Bayangkan, perusahaan Anda sedang membutuhkan seorang manajer untuk memimpin proyek-proyek penting berharga miliaran. Untuk itu, Anda berniat mempromosikan salah satu karyawan berpengalaman di kantor.
Ada dua orang kandidat yang masuk pertimbangan Anda karena memiliki prestasi memuaskan. Satu orang adalah lulusan S-1, sementara satu lainnya sudah mengantongi ijazah S-2. Siapa yang Anda pilih?
Kemungkinan besar Anda akan memilih kandidat bergelar magister. Bukan hal aneh memang, keputusan ini juga mungkin diambil kebanyakan perusahaan ketika dihadapkan pada posisi sama.
Mengapa? Jabatan selevel manajer ke atas tentu memiliki tanggung jawab yang jauh lebih besar. Perusahaan mau tak mau jadi lebih selektif menentukan kualifikasi kandidatnya, termasuk latar belakang pendidikan. Lulusan S-2 diyakini memiliki kemampuan analisis lebih tajam dan pengetahuan lebih kaya ketimbang lulusan S-1.
"Menjadi seorang pimpinan perusahaan itu berarti harus mampu memutuskan kebijakan penting di perusahaan," kata Head of Graduate Program in Information System Management Binus, Harisno, Jumat (22/1/2015) di Kampus Anggrek, Jakarta.
Menurutnya, pembelajaran di tingkat S-2 jauh berbeda dengan S-1 yang berfokus pada teori. Mahasiswa S-2 lebih banyak diberi latihan untuk mempertajam kemampuan analisis. Di kelas, mereka disuguhkan beragam kasus menarik dan pengetahuan baru yang tak melulu bisa diperolah saat bekerja.
"Tiap mata kuliah itu kami berikan studi kasus. Dibicarakan di kelas, dipimpin dosen, didiskusikan dan dicari the best alternative solution. Pengalaman ini kemudian bisa dibawa (mahasiswa S-2) ke kantor masing-masing untuk diaplikasikan," tutur Harisno.
Sebagai contoh, lanjut dia, mahasiswa diajak mengupas rancangan bisnis sebuah perusahaan dari beragam sajian data. Dari semua data itu, mahasiswa melakukan analisis potensi pasar, jumlah produksi, dan waktu distribusi. Latihan ini penting agar mereka mampu mengambil keputusan berdasarkan data nyata.
"(Keputusan harus diambil) berdasarkan analisis data supaya tidak salah langkah," tutur Harisno.
Kemampuan memimpin seseorang, menurutnya, terlihat jelas dari kebijakan-kebijakan yang diambil saat mengepalai proyek dalam skala besar atau kecil.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.