Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hasanudin Abdurakhman
Doktor Fisika Terapan

Doktor di bidang fisika terapan dari Tohoku University, Jepang. Pernah bekerja sebagai peneliti di dua universitas di Jepang, kini bekerja sebagai General Manager for Business Development di sebuah perusahaan Jepang di Jakarta.

Lolos dari Lubang Jarum

Kompas.com - 02/03/2016, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

Dalam hidup kita sebenarnya ada sangat banyak lubang jarum. Namun umumnya orang tidak siap untuk lolos darinya. Contoh nyatanya masih merupakan bagian dari cerita saya.

Bersama saya ketika itu ada satu orang lagi yang diutus kampus kami untuk ikut seleksi. Dia dipanggil wawancara pertama kali, saya nomor dua. Tak sampai lima menit dia sudah keluar. Kenapa? Aku tak mahir bahasa Inggris, katanya.

Tentu juga ada peserta lain yang masih bisa memperebutkan satu jatah lagi yang tersisa. Kenyataannya mereka pun tak lolos, meski sebenarnya tak perlu bersaing dengan orang lain.

Saya sudah bermimpi ingin kuliah ke luar negeri sejak saya masih SD. Untuk itu saya mulai kursus bahasa Inggris sejak saya kelas 2 SMP. Ketika menjadi dosen muda saya sudah mempersiapkan diri untuk melamar beasiswa.

Saya sudah siap dengan proposal penelitian untuk diajukan ke panitia seleksi, meski saya belum tahu harus ke mana. Saat ada kesempatan saya tinggal mencetak proposal itu dan mengirimkannya. Tentu saja saya sudah siap dengan berbagai jawaban atas pertanyaan seputar proposal itu.

Yang tak kalah penting, meski nilai kuliah S1 saya rendah, saya siap untuk menempuh pendidikan S2 dan S3. Dan saya lulus. Ada banyak orang yang sudah berhasil menggenggam beasiswa tapi akhirnya gagal menyelesaikan kuliah.

Jadi, tak perlu khawatir kalau kita punya kekurangan. Ada banyak kesempatan yang seharusnya mustahil kita peroleh, dan kesempatan itu adalah penutup kekuarangan kita.

Ada begitu banyak lubang jarum di sekitar kita. Persoalannya, siapkah kita meloloskan diri kita saat kita dihadapkan pada lubang tersebut?

Lebih penting lagi, siapkah kita untuk menempuh perjalanan selanjutnya setelah kita lolos dari lubang jarum itu? Kata orang bijak, luck is preparation that meets opportunity.

Tentu sangat lebih baik bila kita bisa mempersiapkan segala sesuatu sehingga ada banyak perluang bertebaran di hadapan kita. Dengan demikian kita tidak perlu lagi repot mencari lubang jarum.

Tapi sekali lagi perlu diingat bahwa mendapat peluang itu penting, tapi lebih penting lagi mengubahnya menjadi kenyataan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com