KOMPAS.com - Buku adalah jendela menuju pintu pengetahuan, termasuk urusan tumbuh kembang bayi. Ibu butuh asupan pengetahuan mendalam soal bayi kesayangannya.
Ya, siapa pun yang telah memiliki bayi pasti berkeinginan agar anaknya tumbuh sehat dan cerdas. Tentu saja, memahami tumbuh kembang bayi sehat tidak datang begitu saja. Perlu peran serta sang ibu dalam mengatur pola makan dan asupan yang benar.
Untuk mencapai sasaran yang tepat, sang ibu tentu perlu belajar dan mencari tahu pola makan sehat untuk bayinya ini. Salah satunya lewat buku 365 Hari MP-ASI Plus: Makanan Pendamping ASI untuk Anak Usia 6-18 Bulan yang ditulis Lies Setyarini dan Diana Damayanti.
Buku ini hadir untuk membekali kaum ibu dalam membesarkan sang bayi melalui makanan pendamping air susu ibu (ASI). Buku juga menguraikan secara praktis apa dan bagaimana memberikan makanan pendamping ASI yang benar. Berikut langkah-langkahnya:
Petunjuk pola makan bayi usia 6-18 bulan
Buku ini menguraikan kegiatan dari hari lepas hari selama 365 hari dalam membuat perencanaan makanan pendamping ASI untuk bayi berusia 6-18 bulan. Sejak hari pertama hingga hari ke-365 buku ini secara padat memberikan panduan praktis mengolah makanan sehat untuk sang bayi.
Pada bagian ini penulis menyajikan pengetahuan mulai pengenalan berbagai resep makanan, bahan yang harus disediakan, jumlah gram sesuai anjuran, serta yang dianjurkan, cara membuat bahan makanan tersebut hingga siap saji. Bahkan, ada juga petunjuk tentang cara memberi makanannya kepada bayi, dan bukan sembarang menyuap.
Sebutlah misalnya untuk bayi usia antara 6-7 bulan. Bayi di usia ini sebaiknya diberi makanan ekstra lembut, misalnya bubur susu. Kemudian pada usia 7-9 bulan bayi bisa diberi makanan agak sedikit kasar. Artinya, makanan untuk si bayi tak perlu disaring lagi.
Sementara itu, pada usia 9-12 bulan bayi diberikan makanan lebih kasar lagi, misalnya nasi tim lembek. Selanjutnya, pada halaman 14-15 secara jelas diberikan panduan atau petunjuk jenis makanan, dan usia bayi. Jadi, makanan yang diberikan akan sesuai usia bayi.
Pada buku ini juga dipaparkan berbagai pilihan makanan pendamping ASI di antaranya, bubur susu, hati ayam, havermut, alpukat, wortel, pisang ambon, serelia, beras merah, brokoli, bayam, apel,labu kuning, kentang, ikan laut.
Pun, mengenai pilihan sayur dan buah juga disarankan untuk pilih yang berwarna merah, kuning, oranye, kuning, hijau, hijau, biru atau ungu, dan putih. Buah dan sayur berwarna tersebut masing-masing memiliki khasiat berbeda yang berguna untuk tubuh.
Seluruh makanan pilihan tersebut dijelaskan manfaat dan kandungan gizinya. Sang bayi pasti menyukainya.
Selain itu, susu olahan seperti yogurt dan keju juga bermanfaat sebagai sumber kalsium. Namun, usahakan jangan memberi gula atau pemanis yang tidak diperlukan kepada bayi.
Dari semua menu utama yang diberikan kepada bayi, juga diberikan menu selingan pagi dan sore, di antaranya ASI/PASI, sari alpukat, jeruk, sup buah, sari apel, dan lainnya.
Pertanyaanya, apa itu PASI? Ini adalah singkatan dari pengganti ASI. PASI diberikan apabila sang ibu berhalangan atau sakit sehingga tidak dapat memberikan ASI. PASI merupakan formula susu sapi yang kandungan zat gizi sudah diubah sehingga sesuai kebutuhan bayi.
Ibu belajar, bayi pun belajar
Memang, bagi ibu yang baru melahirkan pertama kali, pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif berlangsung selama enam bulan. Pemberian ASI ini dianjurkan tanpa tambahan minuman apapun, termasuk madu dan lainnya.
Mengapa? Alasannya, bayi selama enam bulan memang tidak memerlukannya. Benar-benar hanya ASI yang dia perlukan.
Namun, setelah melewati masa ASI eksklusif selama enam bulan itu, bayi memerlukan makanan pendamping ASI (MP-ASI) antara 6-18 bulan ke depan. Dalam rentang usia 6-18 ini sang bayi belajar makan makanan padat.
Perihal makanan "pendamping" ASI memang paling banyak ditanyakan kaum ibu kepada dokter atau praktisi kesehatan. Bagaimana menyediakan makanan untuk bayi yang tepat, benar, bergizi, sehat, dan tidak membosankan? Kira-kira demikian pertanyaan tersebut.
Makanan pendamping ASI memang tidak bisa diberikan asal-asalan. Artinya, makanan yang diberikan idealnya harus memenuhi kebutuhan zat gizi bayi hingga 80 persen. Beberapa di antaranya adalah kebutuhan zat besi dan seng (zinc) dari makanan yang diberikan.
Menurut catatan Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2008, 40 persen anak di dunia mengalami anemia defisiensi (kekurangan) zat besi. Akibatnya, anak dapat mengalami gangguan perkembangan, antara lain kecerdasan.
Zat besi berfungsi sebagai selubung sel saraf. Mirisnya, kekurangan zat besi tidak dapat diperbaiki, maka pencegahan merupakan jalan terbaik.
Memberi makan bayi merupakan proses bayi itu sendiri dalam mengunyah makanan. Sebaliknya, sang ibu pun belajar cara memberi makanan yang dibutuhkan bayi.
Pada awalnya bayi yang diberi makanan padat sering dilepeh atau dikeluarkan lagi dari mulut. Perlu diketahui, hal itu bukan berarti si bayi tidak suka makanan tersebut, tetapi justru sang bayi sedang belajar mengunyah.
Memberi makan bayi memang gampang-gampang susah, karena bayi masih pasif. Di sinilah perlunya kesabaran sang ibu dalam memberi makanan tersebut.
Gizi seimbang kalori
Ternyata bayi pun memerlukan gizi seimbang agar tetap sehat. Dalam gizi seimbang tercermin susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Pola makan seimbang selain memperhatikan sumber zat gizi makro (karbohidrat, lemak, protein) dan air, juga zat gizi mikro (vitamin dan mineral) dengan memperhatikan keragaman, kebutuhan, dan keamanan bahan makanan. Bagaimana dengan kalorinya?
Bayi pun memerlukan jumlah kalori yang dikaitkan dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) rata-rata. Kebutuhan gizi bayi usia 7-11 bulan misalnya, memerlukan 725 kalori.
Mengukur bayi
Dari hari ke hari makanan pendamping ASI porsinya bisa bertambah yang semula 2-3 sendok, kini bisa menjadi 5-6 sendok. Peningkatan ini sesuai dengan usia bayi yang terus berkembang.
Selain itu, tiap bulan sebaiknya melakukan pengukuran bayi kepada dokter, yaitu berat badan, tinggi badan, lingkar kepala. Hal ini agar sang ibu dapat mengetahui perkembangan fisik bayi.
Sekali lagi, akan banyak pengetahuan dari buku ini tentang perencanaan Anda menemani tumbuh kembang bayi Anda. Di buku ini Anda akan mengalami "petualangan" yang mengasyikkan bagi seorang ibu dengan bayinya. Kebingungan seorang ibu yang harus menyediakan menu setiap hari untuk bayinya, terjawab melalui buku ini. Bahkan, dalam buku ini pun tercantum ratusan info gizi, bahan makanan, serta daftar belanja. Buku yang sangat mudah dibaca, praktis!
Selamat bertualang!
IRWAN SUHANDA/PENERBIT BUKU KOMPAS)
Baca juga: Liem Sioe Liong dan Soeharto, di Antara Uang dan Kekuasaan...